KedaiPena.Com- Presiden Joko Widodo atau Jokowi dinilai gamang menentukan sikap di Pilpres 2024 setelah mencuatnya pertemuan putra sulungnya Gibran Rakabuming dengan capres Partai Gerindra Prabowo Subianto. Kegamangan itu semakin terlihat lantaran tidak adanya nama yang disebut saat agenda Musyawarah Rakyat atau Musra beberapa waktu lalu.
Padahal partai Jokowi yakni PDI Perjuangan atau PDIP telah menentukan sikap dengan mengusung bakal calon presiden atau bacapres dari kadernya sendiri yakni Ganjar Pranowo. Gubernur Jawa Tengah itu diusung dan pilih PDIP untuk bertarung di Pilpres 2024 menjadi penerus Presiden Jokowi.
Menanggapi hal itu, Akademisi Universitas Negeri Jakarta atau UNJ Ubedilah Badrun menilai, kegamangan yang ditunjukkan Jokowi disebabkan lantaran perilakunya sendiri yang seperti tidak tahu terima kasih kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Saat ini Jokowi terlihat Gamang antara mendukung Ganjar atau mendukung Prabowo. Hal itu terlihat dari pidato Jokowi saat puncak Musra dan terlihat dari pemanggilan Gibran ke DPP karena menemui Prabowo saat berkunjung ke Solo. Kegamangan Jokowi dalam memberikan dukungan antara kepada Ganjar atau kepada Prabowo itu sebenarnya karena perilakunya sendiri yang tidak tau terima kasih kepada Megawati,” kata Ubed, Rabu,(24/5/2023).
Ubed lantas mengingatkan, bahwa keberhasilan Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta hingga Presiden dua periode saat ini tidak bisa dilepaskan dari campur tangan partai berlambang banteng tersebut.
“PDIP sampai harus mengorbankan hasil Kongres Nasionalnya demi dukung Jokowi. Sebab di Kongres Nasional PDIP saat itu (sebelum 2014) memutuskan capresnya adalah Megawati bukan Jokowi. Termasuk waktu pilkada DKI (2012) juga cagub versi DPD PDIP DKI Jakarta seharusnya Boy Sadikin,” tegas Ubed.
Ubed menerangkan, demi Jokowi PDIP telah rela mengabaikan dua keputusan tertingginya itu. Bukanya, selaras dengan sikap partai, Ubed mengatakan, Jokowi diduga malah terlibat pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Besar bersama Prabowo Subianto.
“Jokowi buat KIB yang berencana deklarasikan Ganjar dan atau buat koalisi besar bersama Prabowo tanpa membicarakan dengan Megawati soal koalisi tersebut. Rencana Jokowi ini kemudian berantakan ketika Megawati yang memiliki otoritas tertinggi ambil keputusan Deklarasi Ganjar saat Jokowi sudah mau lebaran di Solo,” tegas Ubed.
Ubed melanjutkan, rencana Jokowi kemudian berantakan lantaran ketika Megawati yang memiliki otoritas tertinggi mengambil keputusan deklarasi Ganjar jelang Lebaran 2023. Situasi itu, lanjut Ubed, yang diyakini membuat Jokowi gamang memberikan dukungan
“Situasi berantakan itu yang membuat Jokowi gamang memberikan dukungan kepada Ganjar maupun kepada Prabowo, karena tidak tau terima kasih kepada Megawati. Kalau Jokowi tau terimakasih mestinya mengikuti arahan Megawati,” tandas Ubed.
Laporan: Tim Kedai Pena