KedaiPena.Com – Kondisi udara di Tangerang Selatan (Tangsel) masih di bawah ambang batas kewajaran. Hal ini didasari data yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup Tangsel per bulan Juli tentang parameter pencemaran udara.
Demikian disampaikan Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Kabid PPK) Dinas Lingkungan Hidup Tangerang Selatan Budi Hermanto saat ditemui KedaiPena.Com di kantornya, Cilenggang, Jumat (16/8/2019).
Pernyataan Budi merespon tuntutan Aliansi Pemuda Bersatu yang menggelar aksi unjuk di perempatan Jalan Muncul, Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis, (15/8/2019). Pemuda menilai operasional truk bermuatan besar berpengaruh pada kondisi udara di Tangsel berada di tingkat waspada serta unhealthy atau tidak sehat.
“Kalau bicara pencemaran harus didasari data empiris. Karena data yang kami pegang tidak seperti itu,” kata Budi.
Berdasarkan ‘Laporan Hasil Pengujian Udara Ambient 2019’ sebagai berikut:
1. PM 2,5 baku mutu 0. Kec setu 6, Kec serpong 6, Kec. Serpong 9, Kec. Pamulang 7, Kec ciputat 10, Kec. Ciputat 11, Kec. Pondok aren 8.
2. Parameter 2.5, waktu pengukuran 24 jam, baku mutu 65ug/nm, metode analisis Gravimetric, peralatan Hi – Vol.
3. Paramater 2.5 waktu pengukuran 1 jam, baku mutu 15ug/nm, metode analisis gravimetric, peralatan Hi – Vol.
“Sedikit saja data yang kami bisa laporkan. Bila mana ada data yang menunjukan di ambang batas, kami Dinas Lingkungan Hidup bisa compare,” tegas dia.
“Dan kita siap uji kualitas secara bersama. Kami siap duduk bersama dengan catatan, sama-sama memiliki sumber data yang valid dan jelas,” sambung Budi.
Ia menambahkan, berdasarkan alat indeks standar pencemaran udara di wilayah Samsat, yang dimiliki Provinsi Banten, indikator udara Tangsel juga masih hijau dan biru. Hal ini berarti masih baik, kecuali sampai merah.
“Kami juga akan terus melakukan pengawasan terkait pencemaran udara dengan cara mengawasi sumber emisi. Salah satunya pengawasan sumber emisi cerobong asap pabrik dan pembakaran sampah liar,” Budi menambahkan.
Tapi, menurut dia, tidak banyak pabrik di Tangsel, karena daerah ini bukan daerah industri, tidak banyak cerobong asap.
“Di sisi lain, kami selalu menanam pohon untuk menyerap emisi karbon itu sendiri. Berikutnya kami juga selalu akan melakukan uji emisi kendaraan bermotor kita rutin uji kelayakan di BSD, Alam Sutera, Serpong sebagai upaya pencegahan,” tandas dia.
Laporan: Sulistyawan