KedaiPena.com – Dalam menjalankan ibadah-ibadah Ramadhan umat Islam tidak semestinya berpuasa dari melakukan amar makruf nahyi munkar (menegakkan kebenaran, mencegah kemungkaran).
Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2015, Prof. Dr. M. Din Syamsuddin menjelaskan makna dan hikmah Bulan Suci Ramadhan sebagai Bulan Ibadah, dan Bulan Riyadhah (pelatihan kerohanian).
“Ibadah-ibadah Ramadhan merupakan suatu kesatuan yang tak terpisahkan satu sama lain, maka kesemuanya perlu ditunaikan secara menyeluruh, yakni baik puasa di siang hari, mau shalat tarawih di malam hari, dan amaliah-amaliah Ramadhan lainnya seperti tadarrus/tadabbur al-Qur’an, i’tikaf, hingga memberi zakat fitrah ataupun zakat mal,” kata Din saat memberi ceramah dalam pengajian Pimpinan Cabang Muhammadiyah Garut Kota, yang berlangsung di Kampus STAIDA Muhammadiyah Garut, dikutip Jumat (8/3/2024).
Ia menyatakan semua itu berfungsi ganda yakni penyucian diri (tazkiyatun nafsi), dan penguatan diri (taqwiyatun nafsi).
“Jika dikerjakan dengan sesungguhnya maka seorang hamba akan tampil dengan fitrah kemanusiaan sejati,” ujarnya.
Di akhir ceramahnya, Din Syamsuddin, memesankan jamaah Muhammadiyah dan umat Islam untuk tidak terjebak pada pertentangan apalagi permusuhan akibat berbeda pilihan politik pada Pemilu/Pilpres yg lalu.
“Janganlah karena berbeda partai politik atau Paslon Presiden/Wakil Presiden, kita merusak silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah,” ujar mantan Ketua MUI ini.
Namun demikian, tegas Guru Besar Politik Islam FISIP UIN Jakarta menyatakan kecurangan yang terjadi pada Pemilu/Pilpres 2024 jangan juga diabaikan.
“Kita tidak boleh menutup mata atas kecurangan demi kecurangan pada Pemilu/Pilpres lalu. Kecurangan itu merupakan kejahatan terhadap rakyat dan meruntuhkan kedaulatan rakyat. Untuk itu, umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah, harus melakukan koreksi sebagai bagian dari amar makruf nahyi munkar. Jika tidak, maka kejahatan itu akan berkelanjutan dan pada ujungnya akan meruntuhkan negara bangsa,” kata Din.
Secara teologis, jika manusia enggan beramar makruf bernahyi munkar, maka alam yang akan melakukannya.
“Janganlah karena hubbud dunya wakarahiyyatul maut (cinta dunia dan takut mati) lidah kita kelu dan kaki kita kaku untuk menegakkan kebenaran dan mencegah kemungkaran,” pungkasnya yang disambut teriakan Allahu Akbar oleh jamaah.
Laporan: Muhammad Hafidh