KedaiPena.Com- Prilaku berkemajuan merupakan jalan kebangkitan untuk peradaban islam. Terlebih jika prilaku tersebut sesuai ajaran, pengamalan dan penerapan bersama yang sesuai dengan Al-Suluk al-Hadhari, Wa’yun, Fi’lun, Ta’ayusy.
Hal itu disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2015 Prof. Dr. M. Din Syamsuddin dalam sebuah konperensi di Oran, Aljazair beberapa waktu lalu.
Konperensi berlangsung atas prakarsa Majelis Islam Tinggi Aljazair ini dihadiri sekitar 600 ulama dan cendekiawan Muslim dari mancanegara.
“Perilaku berkamjuan, antara ajaran, pengamalan dan penerapan bersama (Al-Suluk al-Hadhari, Wa’yun, Fi’lun, Ta’ayusy),” kata Din dalam keterangan tertulis, Senin,(27/2/2023).
Dalam pidato singkatnya, Din Syamsuddin mengatakan, tema konperensi ini penting dan tepat. Pasalnya, bagi Din, masalah yang dialami dewasa ini ialah kesenjangan cita-cita dan fakta dalam membangun peradaban.
“Islam adalah agama peradaban (_din al-hadharah) namun, menurut Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini, umat Islam belum tampil sebagai pemegang supremasi peradaban dunia, sebagaimana pernah terjadi di abad-abad pertengahan (sembilan sampai dengan sebelas masehi),” papar Din.
Dengan demikian, tegas Din, sangat penting dan mendesak dunia islam untuk merancang kembali strategi peradaban dan untuk itu perilaku berkemajuan (al-suluk al-hadhari) di kalangan umat Islam harus menjadi orientasi kesadaran dan kehidupan.
Lebih lanjut, Ketua Poros Dunia Wasatiyyat Islam ini menegaskan bahwa Perilaku Berkemajuan yang perlu ditampilkan umat Islam perlu mengambil bentuk jalan tengah (wasatiyyah) agar dapat mengatasi kerusakan dunia akibat ekstrimitas dan liberalisme baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun budaya.
“Perilaku Berkemajuan perlu mementingkan kerja untuk produktifitas, kedisiplinan, penghargaan akan waktu, dan hidup efisien-efektif. Selain itu mutlak perlu menampilkan kebersamaan dan kerja sama,” jelas Din.
Tampil pada Pembukaan Konperensi memberi sambutan Mufti Mesir Syaikh Syauqi Ibrahim, Mantan Mufti Bosnia Syaikh Mustofa Cheric, dan Ketua Majelis Islam Tinggi Aljazair Syaikh Bou Abdullah Ghulamullah yang menjadi Menteri Urusan Agama Aljazair selama 17 tahun.
Konperensi tiga hari itu berlangsung di Auditorium Masjid Agung Oran, kota terbesar kedua di sebelah Barat Aljazair dan di pinggir Laut Mediterania yang bersejarah. Dari Indonesia hadir Din Syamsuddin, dan Chalief Akbar, Dubes RI untuk Aljazair, satu-satunya Dubes yang diundang ke konperensi tersebut.
Laporan: Tim Kedai Pena