KedaiPena.Com – Langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang resmi menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total di ibu kota mulai Senin, (14/9/2020) dinilai tepat.
Tokoh Nasional Din Syamsuddin mengatakan, kebijakan Pemprov DKI Jakarta untuk menerapkan PSBB selama 14 hari ke depan adalah pilihan yang tepat untuk menahan laju penularan virus Corona yang cenderung meninggi terakhir ini.
“Kalau tidak, penularan itu akan menjadi-jadi dan korban terinfeksi akan semakin banyak,” kata Din Syamsuddin dalam keterangan, Minggu, (13/9/2020).
Din sapaanya berpandangan, langkah Pemprov DKI Jakarta juga sejalan dengan arahan Presiden Jokowi bahwa Pemerintah harus mengutamakan penanggulangan kesehatan dari pada ekonomi.
“Sudah terbukti, transisi dengan pelonggaran PSBB dan roda perekonomian digerakkan, seperti pembukaan perkantoran, pusat perdagangan, pusat keramaian, termasuk sekolah, ternyata mendorong terciptanya kluster baru penularan virus di perkantoran dan pusat perdagangan,” papar Din.
Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini mengakui, dalam mengedepankan kesehatan di atas ekonomi atau sebaliknya adalah pilihan.
“Sebenarnya kedua saling berkait, namun pada situasi tertentu harus ada yang diprioritaskan,” tegas Din.
Dengan demikian, tegas Din, sudah seyogyanya Pemerintah Pusat mendukung langkah Pemprov DKI tersebut, bukan sebaliknya mengeritik dan cenderung menghalangi.
“Adalah aneh jika Pemerintah Pusat menolak apalagi dengan pikiran yang ternyata keliru dan berisiko yaitu membuka ekonomi tapi mendorong persebaran virus. Semakin aneh, jika beberapa Pembantu Presiden mengajukan pikiran yang bertolak belakang dengan presidennya,” papar Din.
Din menambahkan, pemerintah Pusat perlu legowo dan berbesar hati dengan adanya upaya dari pemerintah daerah yang berusaha mengatasi penularan Virus Corona dengan ketat, apalagi di ibu kota negara.
“Kalau Pemerintah Indonesia tidak bersungguh-sungguh menanggulangi Covid-19 tidak kompak dan saling jegal, tidak mustahil posisi Indonesia menjadi paling bawah dan buruk sekarang sudah pada urutan terburuk keempat dari bawah dalam penanggulangan Covid-19,” tandas Din.
Laporan: Muhammad Lutfi