KedaiPena.Com- Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menghadiri Sidang Grup Visi Strategis Federasi Rusia-Dunia Islam di Kazan, Rusia, pada Kamis,(16/5/2024). Din Syamsuddin menjadi pembicara pada sidang yang dihadiri sekitar 100 tokoh dari beberapa negara Islam dan para tokoh Rusia.
Dalam kesempatan itu, Din menyebut kerjasama antara Rusia dan dunia islam akan menjadi kekuatan dunia yang kuat dan handal. Din berpidato dengan tema sidang Rusia-Dunia Islam: Tata Dunia Multipolar yang Adil dan Pembangunan Aman.
“Bahwa antara Rusia-Dunia Islam terdapat hubungan sejarah panjang (Islam masuk ke Rusia lebih dari 1000 tahun lalu), Islam menjadi unsur kebudayaan dan peradaban Rusia, dan pemeluk Islam yang signifikan di Rusia (ada sekitar 20%),” kata Din dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jumat,(17/5/2024).
Menurut Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini, kerjasama antara Rusia dan Dunia Islam mendesak. Din menyebut, pergeseran geopolitik, geoekonomi, dan geostrategis dunia dari kawasan Atlantik ke Pasifik.
“Pergeseran ini membawa tampilnya Tiongkok, sementara Amerika Serikat dan Barat mengalami kemunduran. Kondisi global pasca perang dingin yang menciptakan dunia multipolar perlu bersifat adil. Maka kerja sama Rusia-Dunia Islam merupakan solusi,” papar Din.
Eks Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat ini, juga menjelaskan faktor Islam menjadi perekat kerjasama selain historis dan demografis muslim yang signifikan di Rusia.
“Faktor sosiologi rakyat Rusia yang bersimpati pada Islam (bukan Islamofobia) juga menjadi faktor penting. Ditambah faktor politik, yaitu sikap Presiden Vladimir Putin yang bersimpati kepada Islam dan umat Islam,” papar Din.
Din menuturkan, hal tersebut yang tidak dimiliki Amerika Serikat dan negara-negara barat saat ini. Bahkan, kata Din, di kawasan tersebut fobia terhadap Islam merajalela dan umat Islam dianggap sebagai musuh.
“Tentang masalah Palestina, AS dan Barat menerapkan standart ganda yang merugikan rakyat Palestina,” ungkap Din.
Din tak menampik, kerjasama Rusia dan Dunia Islam khususnya dalam dalam bidang ekonomi dan perdagangan sudah berjalan lama. Atas dasar itu, lanjut Din, Federasi Rusia menjadi pengamat atau observer OKI.
“Kerjasama ini, usul Din Syamsuddin, perlu ditingkatkan khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan iptek, serta dalam bidang politik yakni masing-masing pihak mendukung kepentingan politik pihak lain,” tegas Din
Terakhir Din Syamsuddin, meminta agar negara-negara Anggota OKI menolak gerakan NATO yang bergerak ke Timur hingga Ukraina yang mengancam keamanan Rusia.
“Amerika Serikat dan NATO melanggar kesepakatan dengan dilakukannya Eastward Move atau pergerakan ke Timur yang dirasakan oleh Rusia sebagai ancaman,” tandas Din.
Laporan: Muhammad Lutfi