KedaiPena.Com- Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2015 Din Syamsuddin berharap agar warga Muhammdiyah khususnya angkatan muda harus dapat menjadi insan merdeka yang tak boleh berhenti beramarmakruf-bernahyi munkar. Din menegaskan sikap merdeka merupakan menifestasi dari syahadatain (La Ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah).
Hal itu disampaikan Din dalam rangka Pembukaan Musyawarah Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Semarang, Minggu,(25/2/2024). Pengajian dihadiri seribuan jamaah Muhammadiyah yang memadati Masjid Agung Jatisari, Mijen, Semarang, Jawa Tengah.
“Sebagai insan beriman kita hanya bersandar dan takut kepada Allah SWT bukan kepada makhluk,” tegas Din Syamsuddin, Senin,(26/2/2024).
Din menegaskan, Muhammadiyah memiliki prinsip menegakkan amar makruf-nahyi munkar yang keduanya menyatu dan tidak boleh dipenggal-penggal. Atas dasar itu, kata dia warga Muhammadiyah jangan berhenti menegakkannya.
Lebih lanjut, Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini menegaskan warga Muhammadiyah kini menghadapi kemungkaran struktural dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Maka Muhammadiyah justru harus semakin meningkatkan peran amar makruf-nahyi munkarnya sebagaimana tercantum pada Al-Qur’an Surah Ali Imran 104 yang selalu dibaca dalam acara-acara Muhammadiyah,” tegas Din.
Din mengingatkan soal Muktamar Muhammadiyah di Yogyakarta Tahun 2010 bahwa Muhammadiyah perlu melakukan jihad konstitusi yakni merevisi sejumlah Undang-Undang yang dinilai menyimpang dari Konstitusi.
“Dan melakukan langkah strategis mengatasi adanya deviasi dan distorsi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dari nilai-nilai dasar yang telah diletakkan oleh para pendiri bangsa termasuk di dalamnya tokoh-tokoh Muhammadiyah,” papar Din.
Sehubungan dengan itu, kata Din Syamsuddin, dalam menyikapi proses Pemilu/Pilpres 2024, Muhammadiyah seyogyanya kritis terhadap fenomena kecurangan yang terjadi.
“Jangan biarkan kemungkaran tertutupi karena jika hal demikian dibiarkan maka kemungkaran struktural akan berkelanjutan dan merusak tatanan negara bangsa yang ikut didirikan oleh Muhammadiyah, dan Muhammadiyah bertanggung jawab akan masa depannya,” beber Din.
Secara khusus, Din Syamsuddin mewanti-wanti Angkatan Muda Muhammadiyah agar tidak terjebak ke dalam budaya politik pragmatis apalagi materialistik. Jangan terpesona dan tergoda oleh materi, atau janji akan posisi.
“Kader dan tokoh Muhammadiyah perlu berorentasi pada kepentingan politik jangka panjang yakni izzul Islam wal Muslimin dalam kerangka Indonesia yang majemuk, bukan pada kepentingan apalagi bersifat individual yang berjangka pendek,” ungkap Din.
“Hal demikian belum tentu menguntungkan Muhammadiyah tapi justeru merugikan karena menggerus elan vital dakwah Muhammadiyah, tandas Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu itu.
Laporan: Lutfi