KedaiPena.com – Pemerintah saat ini dihadapi oleh dilema harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Di satu sisi, pergerakan harga minyak dunia yang terus meningkat paska serangan Rusia ke Ukraina. Sementara di sisi lain, masyarakat sedang melemah daya belinya akibat pandemi.
Direktur Eksekutif IDEAS, Yusuf Wibisono menyebutkan dengan harga minyak dunia yang kini sudah masuk dalam kisaran 120 Dollar Amerika per barrel, menyebabkan tekanan yang besar pada Pertamina dan Pemerintah.
“Kenaikan harga BBM memang akan memberi tekanan besar kepada Pertamina. Tanpa ada penambahan subsidi bagi Pertamina, kenaikan harga BBM sulit dihindari. Namun dengan kondisi masyarakat dan perekonomian saat ini, kenaikan harga BBM dipastikan akan mendorong inflasi lebih jauh dan semakin menekan daya beli masyarakat,” kata Yusuf saat dihubungi, Kamis (31/3/2022).
Ia menyatakan tanpa kenaikan BBM pun, daya beli masyarakat sudah tergerus sejumlah kenaikan harga komoditas pokok seperti minyak goreng, kedelai, daging dan kemungkinan gandum ke depan.
“Untuk menjaga daya beli masyarakat, harga pertalite dan pertamax sebaiknya dijaga pemerintah. Jikapun ada penyesuaian tidak boleh terlalu besar. Kenaikan harga pertalite dan pertamax yang signifikan dipastikan akan memukul daya beli masyarakat, terutama kelas bawah,” ucapnya.
Agar harga pertalite dan pertamax dapat dijaga stabil, Yusuf menyebutkan subsidi ke Pertamina harus ditambah.
“Hal ini masih dimungkinkan sepanjang ada keberpihakan politik karena dengan kenaikan harga minyak APBN juga mendapat tambahan penerimaan dari pos PPh Migas dan PNBP SDA Migas,” ucapnya lagi.
Ia mengungkapkan melepaskan harga Pertamax ke harga keekonomian, yang dinyatakan sekitar Rp16 ribu dan mempertahankan angka Pertalite di Rp7.600 adalah langkah berisiko.
“Karena akan menciptakan disparitas harga yang terlalu tinggi dengan pertalite yang kini di kisaran Rp7.600 per liter. Dengan harga dua kali lipat dari pertalite, pengguna pertamax sangat mungkin akan beralih ke pertalite, bahkan juga pengguna BBM non subsidi yang lainnya juga demikian. Sebaiknya disparitas harga pertalite dengan pertamax dijaga agar tidak terlalu lebar,” pungkasnya.
Laporan: Natasha