KedaiPena.Com – Politikus Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo meluruskan pernyataan dari ‘paman’- nya Prabowo Subianto yang menyebut bahwa 99 persen masyarakat Indonesia hidup sangat pas-pasan.
Menurut Rahayu, yang dimaksud Ketua Umum Partai Gerindra soal 99 persen masyarakat Indonesia hidup pas-pasan bukanlah seperti yang banyak diberitakan oleh media massa.
“Yang dikatakan 99 persen hidup pas-pasan saya rasa ada dua kata yang tertinggal yaitu “kebanyakan dari”,” ujar Rahayu dalam perbincangan kepada KedaiPena.Com, Kamis (25/10/2018).
Rahayu menegaskan, walaupun angka kemiskinan Indonesia saat ini berada di bawah 10% tetapi jika ditambah dengan masyarakat yang dikategorikan hampir miskin dan sangat bergantung dari harga bahan pokok yang tidak stabil bisa sampai 50%.
“Lalu seringkali susah bagi masyarakat menengah ke bawah untuk menabung setelah pengeluaran untuk bahan pokok. Belum lagi kita menimbang kepemilikan lahan di Indonesia,” tegas Anggota DPR Fraksi Partai Gerindra ini.
Dengan kondisi demikian, Rahayu memastikan bahwa sedianya tidak ada yang salah dari pernyataan Prabowo Subianto. Mantan Danjen Kopassus tersebut, memaparkan data yang sebenarnya.
“Misalnya 5 keluarga terkaya di Indonesia memiliki kekayaan lebih dari 100 juta rakyat Indonesia itu benar adanya.1 persen hidup menikmati kekayaan itu juga betul,” pungkas Rahayu.
Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin mempertanyakan data yang dipakai Prabowo.
“Nggak mungkin 99 persen orang hidup pas-pasan kalau 70 persen orang puas dengan kinerja ekonomi pemerintah. Data dari mana? Masa seorang calon presiden Prabowo menggunakan data sampah dan sama sekali nggak valid seperti itu?” kata Ngabalin.
Ia meminta Prabowo memakai data valid jika ingin mengkritik pemerintah. Bagi dia, Prabowo seolah-olah hanya mementingkan kemenangan pada pilpres jika sembarang dalam melemparkan kritik.
“Pakai data dong. Jangan hanya untuk kepentingan kampanye publik disuguhi informasi dan data yang nggak benar, data abal-abal untuk memprovokasi masyarakat. Sekali lagi, by data dan fakta-fakta yang telah dilakukan oleh pemerintah,” imbuhnya.
Laporan: Muhammad Hafidh