KedaiPena.Com -Â Anggota Komisi VII DPR RI Eni Maulani Saragih mengaku mengkhawatirkan program Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga di seluruh Indonesia termasuk di Papua akan berjalan lancar dan bertahan lama.
“Kita mendukung semua (kebijakan itu), dan kita lihat saja ujian kebijakan itu. Apakah bisa berjalan lancar? Ya kita tunggu saja. Karena yang menjadi persoalan, apa ini bisa bertahan hingga 2-10 tahun dan bahkan seterusnya,” kata Eni, di Komplek Parlemen, Senayan, Selasa (25/10).
Menurut ia, alasan kekhawatiran itu cukup mendasar. Yakni fakta selama ini, PT Pertamina kerap mengaku merugi dengan dalih kenaikan harga BBM beberapa tahun belakangan ini.
“Apalagi kan kita sering dengar Pertamina mengaku rugi sehingga menaikan harga BBM, hal ini juga perlu diantisipasi pemerintah jangan sampai tidak sehat bagi bisnis Pertamia itu sendiri. Kita tidak ingin harga BBM di Papua mahal lagi,” tambah dia.
Politikus Golkar ini juga mengingatkan agar pemerintah serius menjalankan program itu. Jangan timbul kesan apa yang dilontarkan Jokowi hanya sebatas pencitraan saja.
“Makanya kita meminta pada pemerintah atau pertamina mencari strategi jitu agar benar-benar kebijakan ini dapat berjalan terus, dan jangan sampai dianulir,”pungkas dewan dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur X ini.
Diberitakan sebelumnya, dalam kunjungan ke di Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Selasa (18/10) kemarin, Presiden Jokowi meresmikan program BBM satu harga di seluruh Indonesia.
Pada kesempatan itu, presiden memerintahkan agar harga premium dan solar di Jawa Rp6.450/liter dan 5.150 /liter juga dirasakan warga Papua hingga ke wilayah pelosok. Kebijakan itu sebagai jawaban atas mahalnya harga BBM yang mencapai Rp60 hingga Rp100 ribu per liternya.
(Apit/ Dom)