KedaiPena.Com – Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Benny K Harman angkat bicara dan membantah tuduhan telah melakukan kekerasan kepada karyawan restoran Mai Cenggo Labuan Bajo. Nusa Tenggara Timur (NTT).
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini pun mengaku malah mendapatkan perlakukan tidak menyenangkan dari karyawan restoran Mai Cenggo Labuan Bajo.
“Saya tidak tahu kenapa, setelah duduk 15 menit dan memesan makanan tiba-tiba usir. Alasannya tempat itu sudah ada reservasi pihak lain,padahal makanannya sudah datang,” kata Benny sapaanya, Jumat,(27/5/2022).
Anggota DPR dapil NTT itu menduga, pengusiranya lantaran dirinya memakai celana pendek dan kaos oblong. Bilamana karena itu, ia sangat menyayangkan, tindakan restoran.
“Kami langsung duduk dan pesan makan. Setelah 15 menit duduk menunggu, kami pesan ikan gurami, ayam bakar, l dan juga minuman yang ditawarkan. Petugas restoran mencatat apa yang kami pesan dan diberitau kepada kami harus menunggu dan akan segera dilayani,” paparnya.
“Anehnya, sekitar 15 menit kemudian, tanpa ada basa basi kami diberitau untuk segera meninggalkan ruangan karena ruangan terpakai dan sudah direservasi. Kami dipersilahkan keluar. Saya tanya mengapa kami disuruh keluar, apakah kami tidak diperkenankan makan di ruangan yang ber-Ac,” tambah Benny saat itu menanyakan kepada karyawan restoran.
Benny mengaku, saat itu dirinya hanya memakai celana pendek dan baju kaos, dan kondisi lagi lusuh karena baru dari kerja kebun.
“Bilamana pengusiran karena melihat kondisi saya, tentunya saya sangat menyangkan sekali,” jelasnya.
Benny menjelaskan kronologis bisa singgah di restoran itu. Kejadianya, Selasa 24 Mei 2022 ketika dirinya makan bersama istri, anak saudara makan di restoran Mai Cenggo pada pukuk 12.30 WIT. Setelah masuk restoran langsung diarahkan ke lantai bawah di dalam ruangan VIP Ber-Ac.
“Kami sendiri memilih tempat meja dari sekian meja yang ada, dan kami duduk dan tidak ada tulisan atau pemberitahuan apapun dari pihak resto bahwa meja yg kami duduk sudah dibooked/reservasi,” tutur dia .
Setelah duduk, dirinya langsung memesan makaanan seperti pesan ikan gurami, ayam bakar, dan lain-lain dan juga minuman yang ditawarkan. Lanjut, terang dia, petugas restoran mencatat apa yang kami pesan dan diberitau kepada kami harus menunggu dan akan segera dilayani.
Setelah beberapa menit kemudian tanpa ada basa basi kami diberitau untuk segera meninggalkan ruangan karena ruangan terpakai/sudah direservasi.
“Saya dipersilahkan keluar. Saya tanya mengapa kami disuruh keluar, apakah kami tidak diperkenankan makan di ruangan yng ber-Ac. Memang saya pakai celana pendek dn bajo kaos, lagi lusuh karena baru dari kerja kebun,” tuturnya lagi.
Atas perlakuan tidak wajar, ia juga berharap bertemu dengan Manager Resto atau pemilik resto untuk mengkonfirmasikan sebenarnya yang terjadi.
“Saya beritahu karyawan yang melayani untuk beritahu manager atau pemilik bahwa kami ingin bertemu agar tidak terjadi salah paham,” katanya.
“Karena lama menunggu, kami datangi lagi pihak front desk dan meminta agar kami bisa bertemu dengan pihak manager atau pemilik. Di front desk itu kami menerima informasi bahwa tamu barusan reservasi per telepon setelah kami sekeluarga datang ke tempat itu. Sehingga kami makin merasa bahwa kami diperlakukan semena-mena,” tegasnya.
Saat bertemu Benny meluapkan kekecewaanya atas perlakuan yang sangat tidak manusiawi.
“Kami menyampaikan bahwa kami telah diperlakukan dengan cara yang biadab alias tidak beradab atas diri saya. Ini kan daerah destinasi pariwisata super premium. Kalo kami diperlakukan begini, apalagi rakyat kecil. Kami mohon penjelasan apa sebenarnya yg terjadi dan alasan apa kami diusir dari ruangan itu,” papar Benny.
Padahal, dijelaskan Benny hanya ingin bertemu pihak manajer keinginan tahunya kenapa diperlakukan tidak wajar.
“Lagi-lagi dari Ibu yang lagi duduk kami diberitahu bahwa managernya lagi ada di Denpasar/Bali. Saya tanya kepada karyawan, siapa yang suruh kamu mengekuarkan kami dari ruangan dan alasan apa, yang bersangkutan tidak jawab,” jelasnya.
Benny hanya berharap pihak restoran memperlakukan yang sopan. Karena bilamana dirinya diperlakukan seperti itu, bagaimana dengan rakyat kecil terlebih itu restoran berada di lokasi pariwisata siapa pun bisa datang.
“Saya mengingatkan agar perlakuan terhadap pengunjung harus sopan dan santun. Saya juga meminta Ibu yang duduk di ruangan agar memberikan perlakuan yang wajar kepada setiap tamu yang datang. Apa yang sampaikan ini adalah peringatan kepada semua pemilik resto agar bersikaplah santun selalu kepada semua pengunjung karena Labuan Bajo tekah menjadi destinasi pariwisata super premium,” ujarnya.
Yang paling aneh, kata Benny, bahwa dirinya di informasikan telah dinaporkan kepihak polisi.
“Bahwa hari ini saya dengar kabar bahwa saya dilaporkan oleh Manager Mai Cenggo ke polisi dengan tuduhan melakukan kekerasan,” tuturnya.
Benny juga membantah adanya kekerasan kepada Manager Mai Cenggo. Benny menuding hal tersebut sebagai berita bohong.
“Dia berbohong dan menyebarkan berita bohong kepada masyarakat bahwa saya melakukan kekerasan berkali-kalo/menampar tiga kali terhadap karyawan Resto Mai Cenggo. Kekerasan apa yang saya lakukan? Bukankah pihak Manager Resto Mai Cenggo yang sebenarnya telah melakukan kekerasan perlakuan terhadap kami,” pungkas Benny.
Laporan: Muhammad Hafidh