KedaiPena.com – Ada oknum yang dengan sengaja menutup-nutupi informasi perkembangan dwelling time Pelabuhan Tanjung Priok ke Presiden Joko Widodo. Pasalnya, data yang dimiliki presiden sama sekali tidak up to date.
‎Direktur Rumah Politik ‎Indonesia Fernando Ersendo Maraden Sitorus ‎menjabarkan bahwa pernyataan Jokowi saat ‎meresmikan Pusat Logistik Berikat di Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (10/3), menunjukkan bahwa ada oknum yang dengan sengaja menutupi informasi seputar perkembangan dwelling time Tanjung Priok. ‎
Pasalnya dalam peresmian itu, Presiden Jokowi masih mengingatkan sejumlah menteri terkait untuk segera menyelesaikan masalah dwelling time. Jokowi menargetkan agar dwelling time di Tanjung Priok turun menjadi 3 hari. Padahal dwelling time Tanjung Priok saat ini, berdasarkan Dashboard Online Sistem Informasi, telah berhasil mencapai angka 3,66 hari.‎
“Ini membuktikan Presiden Jokowi tidak diberikan informasi yang benar terkait dwelling time,” ujar Fernando saat dihubungi KedaiPena.com, Jumat ( 11/3).
Fernando menduga ada sejumlah oknum yang dengan sengaja menutupi informasi tertentu kepada Presiden Jokowi. Tujuannya, untuk mengadu domba Presiden Jokowi dengan menteri terkait, yang sebenarnya menteri itu berhasil menjalankan tugas dengan baik.
‎”Kasihan dong presiden kita, sudah marah di depan publik ternyata dwelling time yang dimaksud sudah mencapai target yang ditentukannya,” sambung Fernando.
Lebih jauh, Fernando mengaku kesal dengan ulah Wakil Presiden Jusuf Kalla yang kembali memancing kegaduhan terkait masalah ini. ‎Jusuf Kalla (JK) menyebut akan kembali melakukan evaluasi terhadap kinerja para menteri dalam kabinet kerja. Hal tersebut berkaitan dengan kinerja Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli yang dianggap gagal menyelesaikan perampingan dwelling time.‎
‎
Padahal, lanjut Fernando, fakta menyebutkan bahwa Menko Rizal berhasil menurunkan dwelling time di Tanjung Priok dan bahkan melebihi target yang ditetapkan Jokowi sekitar 4,7 hari. Pernyataan JK, lanjutnya, berpotensi menimbulkan kegaduhan baru yang kembali akan membuat masyarakat merasa jenuh.
“‎Masyarakat jenuh akan sikap JK yang sering memancing kegaduhan. Belum lama ini JK memancing kegaduhan terkait Blok Masela, masalah nomenklatur kementerian, dan sekarang dia mempermasalahkan dwelling time. Padahal, semuanya itu dapat dimentahkan berdasarkan fakta yang ada,” serunya.‎
“Jadi, siapa sebenarnya yang menjadi biang gaduh?” tanya Fernando mengakhiri.‎(oskar/veb)