KedaiPena.Com – Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI) sempat mendorong Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, namun gagal. Akhirnya Qatar yang berhasil mendapatkan tiket itu.
Ini karena ide ini tidak mendapat dukungan dari tujuh kementerian terkait pemerintahan saat itu, SBY-Boediono.
“Hanya satu kementerian terkait yang memberi dukungannya yaitu Kementerian Tenaga Kerja,” kata Sarman El Hakim, Koordinator MSBI kepada KedaiPena.Com, Minggu (24/9).
Dan sekarang PSSI mencalonkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia bersama Thailand pada tahun 2034.
“Pertanyaaannya apakah pemerintah yang berkuasa di tahun 2034 pasti setuju dengan Indonesia tuan rumah bersama Piala Dunia 2034?” ia mempertanyakan.
Dengan PSSI mencalonkan Indonesia tuan rumah bersama Thailand pada 2034 bersama, sudah pasti menutup kemungkinan generasi Evan Dimas, Egi Maulana dkk, generasi emas Indonesia tampil di piala dunia.
Alasan lain yang juga harus diperhatikan adalah aturan tidak resmi yang dinyatakan oleh FIFA paska tuan rumah bersama Jepang Korea 2002. FIFA tidak akan menyelenggarakan piala dunia bersama lagi.
“Apalagi, ketua konsorsium Indonesia, yang enak Thailand. Kesimpulannya, pencalonan yang dilakukan oleh PSSI melalui Joko Driyono (Jodri) dkk mengecilkan Indonesia di mata dunia internasional,” sambungnya.
Sebelumnya, dalam ASEAN Football Federation 12th Council Meeting Session 2015/2019 yang berlangsung di Nusa Dua Bali, menghasilkan sebuah gebrakan. Seluruh delegasi federasi sepak bola Asia Tenggara menegaskan dukungan pencalonan Indonesia dan Thailand sebagai tuan rumah bersama Piala Dunia 2034, dengan Indonesia sebagai pemimpin konsorsium pencalonan.
“Kami berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang secara tegas menyampaikan dukungannya. Kami pikir ini langkah yang hebat untuk sepak bola di kawasan ASEAN. Sudah saatnya kami maju bersama dan menggelar hajatan besar Piala Dunia 2034,” kata Sekretaris Jenderal AFF, Dato Sri Azzudin Ahmad dalam acara jumpa pers seusai rapat terakhir delegasi AFF, Sabtu (23/9).
Pencalonan kawasan ASEAN sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034 memang menjadi salah isu penting dalam forum AFF Council Meeting kali ini. Pembahasan ini merupakan lanjutan dari rapat council AFF tanggal 1 Juli 2017 di Vietnam yang memutuskan bahwa PSSI diterima sebagai pemimpin konsorsium ASEAN untuk persiapan pencalonan tuan rumah Piala Dunia 2034.
Menindaklanjuti hasil pertemuan di Vietnam itu, PSSI kemudian meminta restu dari pemerintah Indonesia. Respons pemerintah pun sangat positif dengan memberi dukungan kepada PSSI. Support pemerintah ini tertuang dalam surat Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia yang ditandatangani Bapak Pratikno pada tanggal 22 September 2017.
“Intinya, Pemerintah Republik Indonesia menyatakan komitmennya untuk mendukung PSSI dan AFF berserta seluruh anggota dalam persiapan untuk agenda tersebut. Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah. Ini merupakan sebuah kepercayaan sekaligus amanat yang dengan sungguh-sungguh akan kita wujudkan bersama,” kata Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono.
Menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034 merupakan sebuah momentum yang baik untuk kawasan guna meningkatkan popularitas sebagai tujuan wisata internasional. Hal ini juga akan lebih memajukan industri sepak bola yang bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi ASEAN. Piala Dunia 2034 juga bisa menjadi simbol global bagi persahabatan, perdamaian dan persatuan negara-negara di Asia Tenggara.
Piala Dunia 2034 di Indonesia dan ASEAN, juga menjadi momen promosi yang penting. Pesta sepak bola dunia empat tahunan itu bakal membuka mata dunia terhadap kekayaan budaya, termasuk destinasi pariwisata, yang dimiliki Indonesia dan ASEAN.
Piala Dunia 2034 diprediksi mampu melesatkan pengembangan investasi regional, pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh, dan membentuk citra Indonesia sebagai negara terbesar serta terdepan di ASEAN.
Manfaat sepakbola juga sangat erat kaitannya bagi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Sepakbola dapat berperan sebagai media penyampaian pola hidup, pola makan dan pola aktivitas olahraga yang tepat bagi seluruh masyarakat. Berkaca pada Program FIFA, Football For Health, Indonesia dapat menjadi bagian dari kampanye dunia untuk peningkatan kesehatan secara menyeluruh.
Di sisi lain, sepak bola mengajarkan nilai-nilai penting dalam keolahragaan, sportivitas, displin, rasa hormat, dan fairplay. Melalui sepak bola, diharapkan keolahragaan Indonesia dapat menjadi ujung tombak bagi pembangunan mental dan karakter bangsa.
Laporan: Galuh Ruspitawati