KedaiPena.Com – Ekonom senior Indef yang juga Rektor Universitas Paramadina Didik J Rachbini mengenang sosok Enny Sri Hartati yang meninggal dunia akibat covid-19 kemarin malam.
Bagi Didik sapaanya, Enny adalah transmisi regenerasi di Indef sampai bisa berkembang seperti sekarang ini.
“Puluhan ekonom bergabung di INDEF melakukan kegiatan riset dan akademik, sembari memainkan peranan kritis terhadap kebijakan-kebijakan ekonomi. Banyak Enny-Enny yang lain akan menggantikan peranannya, yang datang dari generasi di bawahnya,” kata Didik dalam keterangan tertulis, Jumat, (2/7/2021).
Didik mengatakan, kepulangan Enny ke sisi Allah, tidak hanya meninggalkan rasa kehilangan bagi keluargnya dan INDEF tetapi juga para ekonom, wartawan dan kerabat akademis.
“Merasa sangat kehilangan atas kepergian ekonom Enny Sri Hartati. Sebenarnya, Enny terlalu muda untuk pergi, tetapi takdir dan ketentuan Allah swt tetap berlaku, tidak dapat dihentikan,” tegas Didik.
Didik mengatakan, jika proses dan langkah kepergian itu terjadi begitu cepat. Didik mengungkapkan, semua tidak menduga karena 2-3 hari sebelumnya Enny masih semangat menyampaikan pandangan dan pemikirannya.
“Baik di media massa, media daring dan berbagai forum lainnya,” papar Didik.
Didik pun mengingat, awal mula Enny mengukuhkan karirnya sebagai ekonom sejak muda. Enny, kata Didik, memulai semangatnya menti karir dalam bidang ekonomi tersebut sejak masa mahasiswa.
“Yang menjadi redaksi majalah Eden, majalah mahasiswa kampus Universitas Diponegoro. Melalui majalah mahasiswa Eden ini Enny mengenal INDEF dan setelah lulus menceburkan diri sebagai peneliti INDEF, menjadi direktur selama hampir satu dekade dan kemudian menjadi peneliti senior,” papar Didik.
Didik memaparkan, hampir seluruh karirnya memang diniatkan untuk menjadi ekonomi, yang kritis di dalam wadah lembaga pemikir INDEF.
“Memang pada saat yang sama Enny menjadi dosen tetap di Universitas Trisakti. Tetapi kegiatan mengajarnya dihentikan demi untuk mengembangkan diri di INDEF bersama rekan-rekannya, sekaligus membangun INDEF itu sendiri menjadi lebih besar,” tandas Enny.
Laporan: Sulistyawan