KedaiPena.Com – Demam Didi Kempot menjangkiti seluruh lapisan masyarakat. Tak terkecuali dengan eks Juru Bicara Presiden Abdurrahman ‘Gusdur’ Wahid, Adhie Massardi.
Ia pun menyempatkan diri menonton Konser Konangan Didi Kempot di LiveSpace SCBD. Kata dia ada yang lebih menarik ketimbang mengeksploitasi kesedihan lantaran putus cinta yang hampir selalu menjadi warna dalam lagu-lagu musisi asal Solo itu.
“Era Iwan Fals dan Slank sudah lewat. Lagu-lagu Didi Kempot full kritik sosial zaman now. Temanya ingkar janji, kebohongan, pengkhianatan. Jadi sekarang demo gak perlu orasi. Cukup setel lagu-lagu Didi, mulai dari Stasiun Balapan Solo dan lain-lain,” kata Adhie kepada KedaiPena.Com, Minggu (22/9/2019).
Secara personal, Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini belum kenal. Ia mengaku sekedar penggemar dan pengagum. Di mata Adhie, Didi Kempot adalah seniman rakyat yang sensitif nangkap gejolak hati kaum marjinal.
“Coba simak lagu Ambyar yang tadi dinyanyikan. ‘Wis kebacut ambyar, remuk sing ning ati. Opo ngene iki. Sing jenenge korban janji’,” ajak dia.
Dalam bahasa Indonesia, lirik tersebut berarti ‘sudah terlanjur hancur remuk yang ada di hati. Apa ini yang namanya korban janji’.
“Lirik dalam lagu ini memiliki arti ringan. Hati yang hancur, korban dari janji (patah hati) itu. Namun dalam konteks pasca pilpres, ini lagu sangar,” tegasnya.
Dua hal penting dari konser Didi Kempot adalah pertama, mendengar jeritan rakyat yang sakit diberi janji tapi dibohongi dan dikhianati oleh pilihan hatinya.
“Kedua, karena sudah kelewat sering, pengkhianatan itu jadi kenikmatan. Tugas moral ulama dan cendekiawan adalah mencegah rakyat berdamai dengan pengkhianat,” Adhie menambahkan.
“Dalam konteks perlawanan (secara) kebudayaan (pasca reformasi), Didi Kempot memang Godfather-nya. Dia menyuarakan kritik sosial yang tajam, lugas (terhadap kecenderungan masyarakat yang semakin permisif) tapi tetap dalam harmoni irama yang asyik,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Lutfi