KedaiPena.Com -‎ Sejumlah anggota Komisi VII mempertanyakan konflik yang tengah terjadi antara Menteri ESDM Sudirman Said dengan Dirut PLN Sofyan Basir.
Hal itu terungkap ‎dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VII DPR RI dengan Dirut PLN‎, Senin (25/7).
Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Demokrat M. Natsir pada sesi awal rapat langsung mempertanyakan persoalan tersebut pada Dirut PLN.
“Di media santer perseteruan antara menteri dengan dirut PLN. Jangan sampai persoalan 35 ribu Mega Watt tidak berjalan. Cukup DPR berantem dengan menterinya. Jangan sampai menteri berantem dengan bawahan, jadi pak dirut harus jelaskan ini persoalan sesungguhnya seperti apa,” kata Natsir di ruang rapat Komisi VII DPR RI Jakarta, Senin (25/7).‎
Sementara itu Wakil Ketua Komisi VII Mulyadi juga mempertanyakan konflik yang sama.‎Â
“Program sudah kita bahas. Namun, terjadinya kegaduhan di ruang publik sangat menggangu. Kami ingin meluruskan masalah itu. Saya ketemu Sudirman, saya tanya. Dia bilang ada hasil ratas dan surat yang tidak direspon. Ini sudah dibuka di ruang publik. Kalau soal internal gak masalah sih gak masalah,” sambungnya.
Ia pun melihat pangkal masalah antara atasan dengan bawahan ini terjadi bukan soal tidak hadirnya Dirut PLN pada ‘coffee morning’ yang dihelat Menteri ESDM. Dan kalau sudah seperti ini, seharusnya kalau tidak presiden, menko harus memfasilitasi persoalan ini.Â
“Sudirman bilang sudah ada hasil ratas, tapi belum dijalankan dirut PLN. Pak Dirut PLN bilang tidak ada masalah. Namun, publik melihat ini ada masalah. Kalau perlu saat kami rapat dengan Menteri ESDM, Dirut PLN juga harus hadir,” ia menambahkan.
Masih kata Mulyadi, konflik ini menggangu produktivitas. Dan untuk menyelesaikannya, kalau presiden sibuk, harusnya didelegasikannya pada menko terkait.Â
“Kalau yang kecil gak selesai, bagaimana yang besar. Saya minta perdebatan tidak dibuka kepada publik. Lakukan di DPR. Kami tidak tahu persoalan intinya, mohon dijelaskan,” tandas Mulyadi.
Menanggapi konflik yang terjadi antara Sudirman Said dengan Sofyan Baasir membuat pimpinan sidang Gus Irawan Pasaribu mengambil sikap. Ia meminta persetujuan anggotanya serta Dirut PLN, apakah rapat dibuka atau ditutup untuk umum.
Dirut Sofyan pun mengambil pilihan agar dilakukan tertutup. “Saya meminta melakukan pembahasan melalui sidang tertutup,” kata Sofyan Baasir.
(Prw/Pit)