KedaiPena.Com — Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, menyambut baik dengan kegiatan sosialisasi program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Masyarakat Peduli (MP) BPJS DKI. Dia berharap melalui kegiatan tersebut masyarakat kian paham dengan maksud pembentukan BPJS.
“Bahwa BPJS diarahkan untuk mendukung program kualitas hidup manusia Indonesia dan pastikan adanya jaminan perlindungan sosial kepada para tenaga kerja,” ujarnya saat membuka kegiatan di Jakarta, Minggu (26/11).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu pun menyampaikan terima kasihnya atas peran Korwil MP BPJS DKI. Soalnya, turut membantu pemerintah, agar pelayanan ketenagakerjaan dan perlindungan masyarakat terus-menerus dilakukan secara sungguh-sungguh.
“Keterlibatan MP BPJS DKI selama ini sudah berkontribusi dan ikut awasi pelaksanaan BPJS Ketenagakerjaan. Kita berikan tepuk tangan,” ajaknya dan disambut tepuk tangan sekitar 100 orang yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Pada kesempatan sama, Ketua Dewan Pembina MP BPJS, Ahmad Riza Patria, juga menyampaikan hal senada. Dirinya mengapresiasi kehadiran MP BPJS. Alasannya, turut membantu pemerintah dalam membangun sumber daya manusia (SDM) berkualitas.
Wakil Ketua Komisi II DPR ini kemudian mengingatkan, bangsa yang maju adalah yang mampu membangun SDM, bukan karena kaya kan sumber daya alamnya (SDA). “Ambil contoh Singapura. Tidak punya kebun sawit, minyak, batu bara. Tapi fkta membuktikan, Singapura salah satu negara maju,” ungkapnya.
“Sebaliknya, banyak negara yang punya SDA luar biasa, justru belum maju, termasuk Indonesia. Indonesia negara lima terkaya di dunia. Jangankan maju, malah ada yang porak-poranda, hancur negara-negara di Timur Tengah. Kenapa? Karena terlambat fokus membangun SDM,” imbuh politisi Gerindra itu.
Di sisi lain, Riza mengingatkan, populasi dunia pada 2050 diprediksi mencapai sekitar 15 miliar jiwa. Padahal, idealnya sekitar 3-5 miliar jiwa. Alhasil, dipastikan ada defisit kebutuhan harian, seperti air, pangan, dan energi. Sementara, sumber pangan dan energi diproduksi negara-negara ekuator.
“Pada saat itu, dipastikan negara-negara non-ekuator akan masuk ke wilayah negara-negara ekuator, termasuk Indonesia. Pada saat itu, hampir dipastikan terjadi perang, karena memperebutkan energi, air, pangan. Untuk itu, kita harus tingkat SDM untuk teknologi, IT, dan siap perang,” paparnya seraya mengimbau.
Kepala Divisi Sekretaris Badan BPJS Ketenagakerjaan, Hidayatullah Putra, pun mengapresiasi kerja-kerja MP BPJS. Sebab, selama ini kerja-kerja MP BPJS di lapangan dalam menyosialisasikan program BPJS Ketenagakerjaan cukup konkret.
“Ini sangat nyata, riil kegiatannya. Saya sering update. Terakhir yang dilakukan di Riau, sampai ke masjid-masjid, ke marbot-marbot,” katanya mewakili Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto.
Hidayat kemudian menerangkan total peserta BPJS Ketenagakerjaan secara nasional mencapai 24,3 juta orang, baik pekerja formal maupun informal. Dua puluh persen diantaranya teregister di Jakarta. Jumlah tersebut belum maksimal, mengingat potensi pekerja formal sekira 50 juta jiwa dan 70 juta jiwa informal.
Menurutnya, BPJS Ketenagakerjaan tak bisa menjangkau seluruh pekerja maupun perusahaan, agar terdorong menjadi peserta, karena berbagai persoalan. Namun, perlahan hambatan ini mulai terkikis sejak bermitra dengan MP BPJS. “Konkret kolaborasi dengan MP BPJS,” tandasnya.