KedaiPena.Com – Survei yang dirilis lembaga Indikator Politik Indonesia beberapa hari lalu menyebut bahwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) merupakan sosok yang pas dan cocok mendampingi Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.
Ahok berhasil memperoleh suara sebanyak 16 persen mengalahkan kandidat lain seperti Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Walikota Bandung Ridwan Kamil, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
Bahkan, Ahok unggul dari Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, ek Ketua MK Mahfud MD, Bos Partai Nasdem Surya Paloh, Gubernur BI Agus Martowardjojo, Kepala BI Budi Gunawan, Menko PMK Puan Maharani, pebisnis Chairul Tandjung, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Menko Perekonomian Luhut Binsar Panjaitan maupun Ketum PPP M Romahurmuziy.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menyarankan untuk tidak membahas dan membicarakan nama mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Fahri mengungkapkan, bahwa saat ini Indonesia masih memiliki banyak masalah yang harus diselesaikan. Jadi, tidak usah membahas Ahok lagi.
“Jadi Indonesia harus bisa bicara tentang konsep kepemimpinan yang meringankan beban kita. Yang sudah menjadi beban, ya sudahlah,” ujar Fahri di Komplek Parlemen Senayan, Jumat (13/10).
Indonesia, lanjut Fahri, haruslah maju ke depan tanpa beban. Fahri juga menegaskan Indonesia bisa maju dengan sayap yang ringan sehingga mudah dikepakan. Asal fokus pada penanganan masalah yang tidak kunjung selesai.
“Saya tahu ada teman-teman yang lakukan manuver untuk menarik-narik kembali ya, mungkin karena kecewa dengan keputusan pengadilan atau pilkada. Tapi sudahlah mari kita lihat ke depan,” beber Fahri.
“Saya justru membayangkan ke depan format baru kepemimpinan Indonesia akan datang dari mereka yang memiliki imajinasi tentang masa depan membebaskan kita dari sisa utang masa lalu. Sehingga Indonesia melangkah tanpa ditarik-tarik kakinya dari belakang,” sambung Fahri.
Dengan hal tersebut, Fahri pun meminta, agar masyarakat tidak mengharapkan Ahok untuk kembali terjun dunia politik. Fahri mengatakan, biarlah Ahok fokus menjalani hidupnya sebagai narapidana.
“Ya tak usah diomongi lagi. Dia menjalani sebagai narapidana, ya mohon maaf ya gak enak disebut. Indonesia itu banyak jagoan-jagoan. Banyak orang yang tidak bicara, yang bekerja diam-diam, orang yang jago didalam dan luar negeri, jadi percayalah sumber kepemimpinan itu banyak,” tandas Fahri.
Laporan: Muhammad Hafidh