KedaiPena.com – Tiga ormas Jawa Barat yakni Forum Komunikasi Patriot Peduli Bangsa (FKP2B), Aliansi Profesional Indonesia Bangkit (APIB ), dan KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) Jabar menggelar halal bihalal sekaligus menyelenggarakan dialog terkait kondisi terkini bangsa ini.
Turut hadir pada acara tersebut para tokoh Jabar, diantaranya aktivis tiga jaman Kang Tjetje H. Padmadinata, Ceu Popong Otje Junjunan, Andri Perkasa Kantaprawira (Aktifis Gerakan Sunda), dan beberapa tokoh dari Kab/kota di Jabar.
“HBH ini diselenggarakan terbatas, hanya mengundang pengurus dan beberapa perwakilan dari daerah, karena kalau diundang semua jumlah bisa ribuan,” kata Tokoh Jawa Barat yang juga seorang Pengacara Senior Dindin S. Maolani, SH, ditulis, Minggu (29/5/2022).
Sementara, Sekjen FKP2B, Ir. Syafril Sofyan, MM, yang menjadi moderator diskusi, menyatakan dialog diskusi yang digelar ini sudah satu frekuensi.
“Karena, audience sepakat bahwa, Negara Indonesia dalam kondisi tidak sehat bahkan sudah harus masuk ICU alias sakit parah, kondisi ekonomi sangat sulit, berbagai krisis termasuk krisis pangan yang mengancam,” kata Syafril.
Dan ia menilai kemampuan pemerintah amburadul, dengan bukti kekalahan pemerintah dari mafia minyak goreng.
“Cuaca poleksosbud sangat buruk. Indonesia bisa berantakan,” ucapnya.
Senada, Dosen Universitas Nasional Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun, menjelaskan riset yang dilakukan akademisi, baik secara kuantitatif dan kualitatif tentang kondisi saat ini, menjadi kuat dasar Yang kuat bagi masyarakat untuk melakukan perubahan.
“Saya merasa optimis karena ternyata kalangan mahasiswa sebagai gerakan independen ternyata masih peduli dan berjuang untuk kepentingan masyarakat, terbukti setiap permasalahan yang krusial seperti pelemahan KPK, tentang UU Cipta Kerja omnibuslaw dan tentang keinginan perpanjangan masa jabatan dan perubahan 3 periode jabatan Presiden, mereka turun unjuk rasa secara serentak di berbagai kota, sebagai bukti kepekaan mereka,” kata Ubedilah.
Ia juga menyatakan dari pengamatannya pada khususnya para generasi muda, umumnya masyarakat, sangat peduli terhadap permasalahan korupsi dan nepotisme,
“Mereka mahasiswa sangat anti terhadap kelakuan koruptif penguasa atau istana dan keluarganya. Demikian juga tentang oligarki, dimana struktur kekuasaan dan sistim politik sejak dua periode pemerintahan, hanya dikendalikan oleh sejumlah kecil orang, yang terkait dengan kekayaan, ikatan keluarga, untuk kepentingan kelompok dan abai terhadap kepentingan rakyat,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Aliansi Pergerakan Islam Jawa Barat (API Jabar) Ustads Asep Syarifuddin menyatakan kalangan ulama dan santri sebenarnya sudah paham tentang kondisi negeri,
“Cuma dalam situasi silent mayority, namun tidak susah untuk bersatu bergerak,” ungkapnya.
Mayjen TNI Purn. Deddy S Budiman, mantan Staf Khusus Pangab, yang saat ini menjabat sebagai ahli/ dewan Pakar FKP2B dan Pembina APIB, menjelaskan soko guru dari TNI adalah rakyat.
“Sepenuhnya mereka sadar, secara histori Jenderal Sudirman berasal dari rakyat yang juga guru dan ulama. Darah mereka adalah, sebagai penjaga NKRI, Pancasila dan Pembukaan UUD 45. Sementara masyarakat punya kesadaran untuk menyelamatkan Indonesia dari penjajahan gaya baru, baik oleh Neo Komunisme China, Kapitalisme Oligarki yang serakah merampas kekayaan bangsa dan memiskinkan rakyat. Harus dilawan dan ini sejalan dengan doktrin TNI,” tandasnya.
Laporan: Hera Irawan