KedaiPena.Com – Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) memiliki tiga pilar konservasi yang dijalankan. Pertama, perlindungan dan pengamanan kawasan, kedua pengawetan plasma nutfah dan ketiga pemanfaatan secara lestari.
Demikian disampaikan Nisa Sahera Febrianti, Koordinator Promosi Pemasaran Kehumasan dan Pendakian TNGC di sela kegiatan bersepeda mengelilingi Gunung Ciremai bertajuk ‘Ciremai Loop‘, Minggu (17/10/2021).
“Untuk perlindungan dan pengamanan ini terkait dengan kegiatan ancaman dan ganguan terhadap kawasan, salah satunya adalah kebakaran hutan dan lahan yang kadang sering terjadi ketika awal musim kemarau,” ujar dia.
Kemudian pengawetan plasma nutfah, TNGC fokus kepada tiga spesies kunci yaitu macan tutul, elang Jawa, dan surili.
“Nah kenapa kita konsen ke tiga spesies kunci, karena tiga spesies ini lah yang menjadi indikator bahwa ekosistem di kawasan TNGC itu kualitasnya baik,” imbuh penyuluh kehutanan tersebut.
Jadi ketika jumlah tiga speses itu meningkat, maka dapat dipastikan bahwa kualitas ekosistem baik. Sebaliknya, ketika jumlahnya menurun, maka bisa dipastikan bahwa ekosistem di dalam kawasan itu juga tidak baik.
“Untuk pemanfaatan secara lestari itu lebih kepada pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam. Nah wisata alam ini lah yang menjadi salah satu strategi bagi pengelolaan kawasan taman nasional sebagai salah satu kegiatan yang bisa di kembangkan oleh masyarakat sekitar kawasan,” papar dia.
“Jadi dulu ketika status kawasannya masih hutan produksi, masyarakat itu masih menggarap dalam kawasan, ada yang menanam sayur mayur, perkebunan dan lain sebagainya. Setelah menjadi taman nasional, pengelolaannya berubah, maka sesuai dengan aturan kegiatan tersebut tidak boleh dilakukan, maka kita alihkan untuk kegiatan pengelolaan wisata alam,” lanjutnya.
Dari luasan 14.841 hektar zona pemanfaatan TNGC, ada 64 lokasi obyek daya tarik wisata alam. Mayoritas dikelola oleh masyarakat sekitar kawasan. Kawasan penyangga taman nasional sendiri terdiri dari 54 desa dan hampir setiap desa memiliki lokasi wisata alam.
“Sehingga kalau bisa dibilang bahwa kita memberikan peluang kepada masyarakat sekitar untuk mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan lewat pengelolaan wisata alam,” tandas Nisa.
Ciremai Loop
Ciremai Loop sendiri merupakan kegiatan bersepeda yang dilakukan oleh puluhan pesepeda dari berbagai komunitas di Jabodetabek pada Sabtu–Minggu, 16-17 Oktober 2021. Start di Majalengka, para pesepeda menyusuri jalan di Majalengka dan Kuningan untuk mengitari Gunung Ciremai.
Panitia Acara, Hari Raharjo mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai sarana mengkampanyekan sepeda sebagai sarana transportasi yang dapat mengurangi tingkat polusi terutama karbon.
Kampanye ini sejalan dengan Kementrian LHK di mana masyarakat harus segera beralih dari energi fosil ke energi non fosil.
Laporan: Muhammad Lutfi