KedaiPena.Com – Direktur Utama (Dirut) Bank Victoria Internasional, Ahmad Fajar mengatakan, bahwa saat ini negara sudah semakin siap untuk menghadapi krisis di sektor perbankan.
Hal tersebut dapat terlihat dari semakin siapnya Kementerian Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Demikian disampaikan oleh Ahmad Fajar dalam kuliah Umum (CEO FORUM) dengan tema “Strategi Bank Dalam Menghadapi Berbagai Ancaman Krisis dan Perkembangan Industri 4.0” di Kampus Perbanas Institute, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (17/11/2018).
“Saya melihat dari sisi negara OJK, BI, dan Kementerian Keuangan sekarang dengan pengalaman Ibu Sri Mulyani, Pak Wimboh dan sebagainya sudah sangat siap. Lalu dengan Undang-Undang tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) LPS juga sudah sangat siap,” ujar dia.
Meski demikian, Ahmad Fajar menilai, saat ini sektor perbankan tetap juga harus siap dari berbagai ancaman yang ada. Ancaman yang paling terlihat jelas adalah dari sisi likuiditas.
“Karena sekarang tren yang dihadapi perbankan menjelang akhir tahun perbankan harus siap dari sisi likuiditas. Karena ancaman dari sisi likuiditas nanti tiba-tiba terjadi ‘chaos’ atau Amerika Serikat (USA) berbuat apa,” kata dia.
“Oleh sebab itu perbankan kita harapkan bisa menjaga likuditas menimal sampai akhir tahun atau sampai pemilu. Jadi kalau nyari dana pihak ketiga deposito juga agak dipanjangi. Misalnya sebulan harus dipajangkan tiga bulan atau 6 bulan demi menjaga likuiditas,” papar pria menjabat sebagai Humas di Perhimpunan Bank Nasional ini (Perbanas).
Sementara, Rektor Perbanas Institute Profesor Hermanto Siregar mengatakan bahwa kegiatan kuliah umum sangatlah bermanfaat bagi mahasiswa dan mahasiswi Perbanas Institute.
Hal tersebut, kata Hermanto begitu ia disapa, lantaran kuliah umum tersebut diisi oleh para ahli di bidang perbankan dan ekonomi yang sudah memiliki segudang pengalaman.
“Kegiatan kuliah umum ini positif karena diisi oleh praktisi perbankan yang berkompeten dan berpengalaman,” ujar dia.
Laporan: Muhammad Hafidh