KedaiPena.Com – Dewan Kehormatan PWI menyerukan kepada otoritas yang berwenang untuk mengambil tindakan tegas terhadap para oknum TNI AU dan seluruh pelaku penyerangan, penganiyaan berat dan perampasan alat-alat wartawan.
Hal ini diserukan terkait dengan penyerangan dan penganiayaan berat serta perampasan alat kerja terhadap wartawan televisi MNC TV Andri Safrin Purba  dan wartawan Tribun Medan Aray Agus serta beberapa wartawan lainnya oleh oknum TNI AU ketika terjadi unjuk rasa warga Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Medan Polonia soal status tanah disana, Senin (14/8).
“Dewan Kehormatan PWI Pusat menyerukan agar segera dihentikan semua tindakan kekerasan terhadap wartawan yang sedang menjalankan tugasnya. Apabila ada persoalan dengan pemberitaan agar ditempuh mekanisme yang sesuai di bidang pers,” kata Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat, Ilham Bintang dalam keterangan yang diterima KedaiPena.Com, Jumat (19/8).
Dewan Kehormatan PWI Pusat menyerukan pula kepada segenap wartawan untuk senantiasa tetap dan selalu menegakkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik (KEJ) ketika menjalankan tugas kewartawanannya. Serta lebih mengutamakan keselamatan diri dari berbagai ancaman, tindakan dan serangan yang membahayakan jiwa raga.
Sementara itu, Wina Armada Sukardi, Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Pusat dengan tegas menyesali dan  mengecam keras perlakuan oknum TNI AU yang melakukan penyerangan, penganiayaan berat dan perampasan alat-alat kerja wartawan yang sedang menjalankan tugasnya.
“Tindakan tersebut bukan saja merupakan perbuatan yang telah mengancam dan mengekang kemerdekaan pers, tetapi juga sudah pula menginjak-injak sendi-sendi demokrasi berbangsa dan berbangsa. Oleh karena itu Dewan Kehormatan tidak dapat menolerir adanya penyerangan, penganiyaan berat dan perampasan alat-alat kerja terhada wartawan,” Wina menegaskan.
Akibat penyerangan, penganiayaan berat dan perampasan alat-alat kerja  yang dilakukan oleh oknum-oknum TNI AU itu, telah membuat para wartawan yang menjadi korban mengalami patah tulang, luka dalam dan berbagai kerusakan lainnya serta kehilangan alat-alat kerja yang dirampas.
“Beberapa rumah sakit yang sebelumnya menolak memeriksa para wartawan sebagai korban, menginformasilan mereka mengalami intimidasi sehingga takut memberikan bantuan yang dibutuhkan para wartawan yang memerlukan pertolongan, tentu hal ini sangat disayangkan,” tandas dia.
(Prw)