KedaiPena.Com- Pemerintah Indonesia diminta terus bersuara untuk kemerdekaan Palestina. Pemerintah Indonesia juga harus memastikan Israel menghentikan serangan dan membuka jalur logistik selaras terus menyalurkan bantuan kepada warga Palestina.
Demikian disampaikan Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat Anwar Hafid menanggapi konflik bersenjata Israel dengan Hamas Palestina. Konflik bersenjata antara Israel dan Hamas Palestina telah berlangsung selama 27 hari dan menelan ribuan korban jiwa.
“Bantuan menjadi penting, namun yang juga penting memastikan Israel menghentikan serangan dan membuka jalur logistik kepada masyarakat,” ujar Anwar Hafid, Senin,(6/11/2023).
Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Tengah (Sulteng) ini berharap, pemerintah Indonesia dapat melakukan tekananan keras baik lewat Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) maupun lembaga internasional agar Israel dapat menghentikan agresi.
“Melakukan tekanan yang keras baik lewat PBB maupun lembaga internasional agar Israel menghentikan agresi,” jelas Anwar Hafid.
Anwar Hafid menuturkan apa yang telah dilakukan oleh Israel selama ini di Palestina merupakan kejahatan luar biasa. Anwar Hafid menyebut, Israel telah mengambil tanah, membunuh dan membantai warga sipil Palestina.
“Kejahatan Israel di Palestina adalah kejahatan luar biasa, mengambil tanah yang bukan haknya, membunuh dan membantai warga sipil, pemerintah Israel layaknya pemerintahan Firaun,” tandas Anwar Hafid.
Diketahui, eskalasi perang antara Palestina dengan Hamas Palestina terus berkembang semakin sengit karena masing-masing pihak merasa memiliki legitimasi untuk terus melancarkan serangan. Keselamatan 2,3 juta warga sipil Gaza kian terancam.
Pihak Israel menekankan bahwa tindakannya merupakan aksi balasan atas serangan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Sebaliknya, Hamas bersikeras bahwa serangan kejutan yang dilancarkan pada Sabtu pagi hari itu merupakan pembalasan atas segala macam bentuk kekerasan dan ketidakadilan Israel terhadap warga Palestina selama bertahun-tahun.
Hingga 2 November 2023, total jumlah korban kedua belah pihak mencapai 41.234 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 25,7 persen, 10.593 jiwa, merupakan korban tewas dan 30.541 orang, 74,3 persen, adalah korban luka-luka.
Laporan: Tim Kedai Pena