KedaiPena.Com – Sosialisasi terus gencar dilakukan oleh Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumatera Barat (Sumbar), Audy Joinaldy dengan sejumlah petani di tiap pelosok nagari. Hal ini terus dilakukan untuk memajukan pertanian dalam arti luas sehingga meningkatkan sektor ekonomi sumbar.
“Tulang punggung Sumbar ini adalah pertanian. Maka dari itu harus difokuskan pada pertanian. Baik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, dan peternakan,” tutur Putra asli Solok ini dalam keterangan, Jumat, (6/11/2020).
Terutama untuk mewujudkan cita-cita menjadikan Sumbar sebagai lumbung beras nasional khususnya Kabupaten Solok yang merupakan sentra beras.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat yang dihimpun dari sumbar.bps.go.id, jumlah produktivitas padi di Sumbar mengalami penurunan. Pada tahun 2017 produktivitas padi 52,47 (kuintal/hektar). Sedangkan, tahun 2019 turun menjadi 47,58 (kuintal/hektar).
Di atas gubuk kayu, Audy berdiskusi bersama sejumlah petani di kawasan Perbukitan Mungguang Jaro Batu, Jorong Pakan Jumat, Nagari Jawi-jawi, Kabupaten Solok, Kamis, 5 November 2020. Walau dingin begitu menusuk canda tawa begitu menghangatkan perbincangan tersebut.
Salah satunya yang topik perbincangan hangat yaitu kelangkaan pupuk bersubsidi untuk para petani ditambah lagi harga pupuk yang begitu mahal. Modal yang mereka keluarkan untuk bertani sering kali tak kembali karena hasil panen yang tidak menjanjikan.
“Berhubungan Nagari kita daerah pertanian. Kendala yang kami hadapi nomor satu kendala pupuk. Mudah-mudahan Allah SWT memberkati bapak menjadi pemimpin. Tolong kami permudah untuk mendapatkan pupuk dan juga dengan harga yang murah,” harap salah satu petani, Darmeni
Menurut Audy, persoalan pertanian di nusantara ini sebenarnya tak jauh-jauh dari cerita Darmeni. Kedepannya, Audy bersama Kementerian Pertanian (Kementan) akan meningkatkan bantuan sektor pertanian di Sumbar seperti bantuan benih dan pupuk.
“Permasalahan yang hampir sama disetiap titik Sumatera barat. Permasalahan yang sama di seluruh tempat Indonesia. Ibu merupakan orang ke 400, yang berbicara kepada saya,” ungkap Putra
Selain masalah pupuk, Salah satu Kelompok Tani Hulu, Musri B mengeluhkan fasilitas alat bertani yang kurang memadai yang masih dikerjakan secara tradisional. Hal senada juga dikeluhkan oleh salah Satu Kelompok Tani Mungguang Jaro Batu, Jamilus.
Menjawab masalah tersebut, Audy akan mempersiapkan pertanian Digital, Revolusi Industri 4.0 di Sumbar.
“Pertanian digital mengandalkan sensor, robot, peta digital kondisi air secara real time, peta kondisi hara tanah serta hama untuk aplikasi air pupuk, dan pestisida hijau. Pertanian digital juga akan mengoptimalkan pemanfaatan energi air laut dan matahari untuk menghasilkan pangan,” jelas Audy.
Lanjut Audy, melalui pertanian digital dapat mempermudah kerja para petani mengurangi manajemen risiko di pertanian. Selain itu, dapat mengoptimalkan potensi keuntungan yang bisa diraih para petani.
“Maka dari itu para petani-petani ini harus diberikan pelatihan dan pembinaan dalam mengelola hasil pertanian berbasis digital,” pungkas Audy.
Laporan: Muhammad Lutfi