KedaiPena.Com – Anggota Komisi B Fraksi Demokrat DPRD DKI Jakarta, Nur Afni Sajim menyoroti belum signifikannya upaya Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi persoalan kenaikan harga dan menjaga ketersediaan pasokan bahan pokok saat Ramadan, jelang dan pasca Idul Fitri. Hal ini disinyalir akibat masih terjadinya kenaikan bahan pangan akibat secara sistematis.
“Saya sampaikan koreksi atas pernyataan Pak Wagub terkait inflasi DKI Jakarta, itu hal yang biasa, tidak ada perubahan signifikan atau prestasi yang patut dibanggakan. Jadi Pak Wagub jangan asal klaim saja tanpa adanya data yang valid. Berdasar data yang kami dapat dari BI dan BPS justru inflasi di DKI Jakarta pada Bulan Mei relatif lebih tinggi 0,21% jika dibandingkan dengan rata-rata inflasi nasional, apa itu sebuah prestasi?,” tutur Nur Afni Sajim di Jakarta, ditulis Sabtu (23/6/2018).
“Belum lagi kalau kita membandingkan dengan laju inflasi tahun ini dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, lebih tinggi 0,2%. Tahun 2017 kita mencatatkan inflasi terendah sepanjang sejarah, yakni 0,26%, sementara tahun ini 0,5%. Saya fikir Pak Wagub harus berani buka data untuk perbandingan laju inflasi, agar kinerjanya benar terlihat, bukan sekedar pencitraan saja,†sambungnya.
Mengenai tingkat inflasi, Pemprov DKI Jakarta hanya mencatatkan kenaikan inflasi sebesar 0,5% dari bulan sebelumnya. Sedangkan, inflasi di DKI Jakarta pada bulan Mei 2018 relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 0,21% (mtm). Dengan perkembangan ini, laju inflasi DKI Jakarta sejak awal tahun tercatat sebesar 1,41% (ytd) atau 3,28% (yoy). Jika dibandingkan dengan laju inflasi tahun 2017 pada periode yang sama, inflasi tahun ini cenderung mengalami kenaikan sebesar 0,24%.
Sementara berdasar data yang berhasil kami lansir dari berbagai sumber, pada bulan Mei hingga Juni 2017 harga komoditas pangan cenderung mengalami kenaikan. Untuk ayam potong per ekornya dijual dengan harga Rp 40.000-Rp 50.000 saat menjelang Idulfitri kenaikan berkisar antara 5.000-7.000 rupiah. Sementara itu untuk harga bawang merah, bawang putih, dan cabai merah masih berada pada level Rp 40.000 sampai Rp 45.000 per kilogram, menjelang Idulfitri kenaikan berkisar 3.000 hingga 5.000 rupiah.
Sedangkan untuk telur ayam di Pasar Kramat Jati dibanderol dengan harga Rp 26.000 per kilogram dengan kenaikan menjelang Idulfitri berkisar 4.000 rupiah. Sementara untuk harga daging, sejak sebelum Ramadhan hingga pekan kedua memasuki Ramadhan harga cenderung stabil di kisaran 100.000 hingga 120.000 per kilogram, dan kenaikan menjelang Idulfitri dianggap masih dapat dikendalikan, yakni 5.000 hingga 15.000 rupiah per Kg.
“Pemprov DKI Jakarta agaknya sedikit tertolong dengan kebijakan pencairan THR bagi ASN dan honorer, sehingga itu sedikit bisa mendorong daya beli masyarakat. Belum lagi dengan kebijakan pemerintah pusat, dalam hal ini Bulog terkait dengan persoalan kebijakan pasokan komoditas sudah diantisipasi dengan menaikkan kuota persediaan sebanyak 30%. Jadi Pemprov DKI tak bisa klaim keberhasilan seperti itu, jika kita mendasarkan pada probabilitas kenaikan harga (inflasi) pada tahun-tahun sebelumnya†ungkap perempuan yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua II DPD Demokrat DKI Jakarta ini.
Sementara itu, untuk pertumbuhan penjualan selama Ramadhan, Pemprov DKI pun mencatatkan hasil yang cukup baik. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencatatkan pertumbuhan penjualan 5% saat Ramadhan, tahun ini DKI Jakarta diproyeksikan mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 20-30%, di atas rata-rata nasional.
“Kalau yang baik tentu harus dipertahankan pada tahun-tahun mendatang, seperti tingkat pertumbuhan penjualan, itu kan berkorelasi positif atas meningkatnya pendapatan masyarakat, jadi bukan prestasi yang layak diklaim Pemprov DKI saya fikir. Untuk laju inflasi saya berharap dapat lebih ditekan lagi, optimalkan seluruh perangkat yang ada, maksimalkan peran TPID. Memang masyarakat tidak terlalu merasakan kenaikan harga pangan di Ramadhan tahun ini, karena pendapatan juga alami kenaikan. Hanya saja kondisi perekonomian harus tetap dijaga, jangan sampai akhir tahun kita justru kedodoran hadapi inflasi,†sebut Nur Afni Sajim.
Kenaikan harga komoditas bahan pokok dan barang lainnya dalam suatu periode atau yang biasa kita sebut dengan inflasi seperti menjadi momok tersendiri bagi Indonesia dan Jakarta khususnya. Terutama ketika memasuki bulan Ramadhan hingga menjelang Idulfitri tiba. Hal tersebut diakibatkan karena melonjaknya permintaan dan terbatasnya pasokan barang, sehingga secara alamiah, harga komoditas merangkak naik.
Berbicara inflasi harga kebutuhan pangan, tahun ini secara terbuka Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengklaim telah berhasil menjinakkan harga bahan pokok dan inflasi selama Ramadhan hingga menjelang Lebaran 2018.
Hal tersebut dikatakan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno. Dirinya menyatakan, keberhasilan itu disebabkan adanya upaya preventif yang melibatkan kolaborasi antara dinas dan instansi terkait di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.
“Kita berhasil menekan inflasi di bulan ramadan ini. Kita bisa jinakkan harga di lebaran, ini berkat kolaborasi berbagai pihak. Saya mau menggaris bawahi, bahwa tahun ini terpantau jauh lebih baik. Karena kita kerja keroyokan, gerilya dari hulu ke hilir, ke pemasoknya, ke Magelang, Brebes, Blitar,†katanya di Balaikota Jakarta Pusat, Selasa (19/6/2018).
Laporan: Muhammad Hafidh