KedaiPena.Com – Tugas Jubir Presiden itu tugasnya memberikan penjelasan menjadi suatu isu atau permasalahan menjadi terang-benderang. Bukan malah membuat masyarakat semakin bingung atas pilihan sikap atau kebijakan Presiden.
Demikian disampaikan oleh Kepala Badan Komunikasi Strategis dan Koordinator Juru Bicara Herzaky Mahendra Putra merespon kosongnya posisi jubir Presiden pasca dilantiknya Fadjroel Rachman sebagai dubes Republik Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan
“(Jubir) memberikan clarity, kejelasan, bukannya malah menjadi noise baru. Apalagi sekedar lip service belaka,” tegas Herzaky, Jumat, (29/10/2021).
Herzaky menegaskan, bagaimanapun, publik memiliki hak untuk mengetahui setiap pilihan kebijakan dan sikap Presiden. Hal ini termasuk mengapa suatu kebijakan atau sikap yang diambil Presiden, bukan mengambil kebijakan atau sikap lainnya.
“Melihat situasi terkini saat seringkali antar kementerian atau instansi kadang memiliki penjelasan berbeda mengenai kebijakan atau sikap tertentu, keberadaan Jubir Presiden menjadi semakin relevan sebagai sumber informasi yang utama,” papar Herzaky.
Herzaky memandang, ada tidaknya Jubir sangat tergantung kepada Presiden sendiri.
Jika, Presiden merasa ada sosok tepat dan bisa membantu beliau dalam mengkomunikasikan pilihan kebijakan dan sikap beliau ke publik, tentu sudah sewajarnya jika posisi jubir presiden segera diisi kembali.
“Tapi, jika dirasa belum perlu, sebaiknya posisi ini dikaji ulang. Karena jangan sampai posisi sestrategis ini hanya menjadi sarana bagi-bagi jatah tim sukses atau orang yang getol membela Presiden, tapi sama sekali tidak punya kapasitas dan kapabilitas yang dibutuhkan,” papar Herzaky.
Laporan: Muhammad Hafidh