KedaiPena.Com – Deputi Bappilu Partai Demokrat merespon hasil survei
Lembaga Survei Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) terkait dengan
survei terkait elektabilitas partai dan calon Presiden (Capres).
Dalam hasil survei tersebut, PDIP masih berada di pucuk survei disusul Partai Demokrat dan Golkar. Sedangkan, untuk survei Capres, nama Ganjar Pranowo berada di atas disusul Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Anies Baswedan.
“Kami menyambut baik dan mengapresiasi. Kami juga mensyukuri dari hasil tersebut terpotret trend kenaikan yang signifikan pada elektabilitas Mas Ketum AHY yang berbanding lurus dengan kenaikan elektabilitas Partai Demokrat,” tegas Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani, Sabtu, (4/9/2021).
Hasil survei yang diselenggarakan oleh CISA, kata Kamhar, juga menjadi tanda dan penegas bahwa Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Ketum AHY on the right track.
“Dalam mengimplementasikan grand strategy, kebijakan partai dan kerja-kerja nyata membantu meringankan beban rakyat yang terdampak pandemi dan krisis ekonomi,” tegas Kamhar.
Kamhar menegaskan, masuknya Partai Demokrat dan Ketum AHY pada 3 besar hasil survei tersebut tentu semakin menambah percaya diri dan optimisme Partai dan segenap kader.
“Bahwa pilihan berkoalisi dengan rakyat dalam bentuk wujud menjadi oposisi sudah tepat,” tutur Kamhar.
Kamhar menegaskan, aspirasi yang disampaikan dan diperjuangkan benar-benar mewakili suara dan kepentingan rakyat.
Seperti, kata Kamhar, penolakan terhadap amandemen UUD 45 untuk penambahan periodesasi maupun penambahan waktu masa jabatan presiden dan DPR sampai 2027.
“Ini tegas dan jelas sebesar 66,5% rakyat menolak wacana presiden 3 periode, hanya 30,92% yang menerima. Sementara untuk penambahan masa jabatan hingga 2027 penolakan rakyat lebih besar lagi mencapai 68,5%, hanya 28% yang menerima,” ungkap Kamhar.
Sedangkan untuk naiknya elektabilitas Partai Demokrat dan Ketum AHY, lanjut Kamhar, digerakan faktor kekuatan internal.
“Baik dalam merespon dinamika eksternal dan efektifitas kepemimpinan,” papar Kamhar.
Kamhar juga menyoroti, hasil survei yang terpotret terkait kekecewaan rakyat kecewa baik kinerja pemerintah hingga sebesar 54,34% serta yang tidak kecewa hanya 42,49%.
“Ini menjadi warning keras bagi pemerintah untuk lebih fokus menjalankan program-program pro rakyat, membantu langsung meringankan beban rakyat yang diterpa krisisis kesehatan dan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19. Bukan mengurus pemindahan Ibu Kota Negara dan belanja Alutsista ribuan triliun yang terbaca sebagi hiden agenda dibalik puja-puji Pak Prabowo kepada Presiden Jokowi, apalagi perpanjangan masa jabatan presiden. Publik monitor dan publik makin kritis,” tandas Kamhar.
Laporan: Muhammad Lutfi