KedaiPena.Com- Percepatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik sangat memerlukan dukungan insentif baik fiskal maupun nonfiskal. Pasalnya, Hal tersebut merupakan yang utama guna menurunkan total emisi karbon di Indonesia.
“Percepatan ekosistem kendaraan listrik merupakan salah satu hal yang utama untuk Indonesia dalam menurunkan total emisi karbon di Indonesia, serta untuk tercapainya target net zero emission (NZE) di tahun 2020,” ujar Anggota Komisi VII DPR Dyah Roro Esti, Kamis, (29/12/2022).
Menurut anggota parlemen milenial itu, kendaraan listrik ini telah diatur dalam beberapa regulasi, salah satunya yaitu Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
Dalam perpres tersebut, lanjutnya, pemberian insentif merupakan salah satu kunci utama dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Oleh karena itu, Roro Esti menjelaskan pihaknya mendukung penuh upaya pemerintah dalam perumusan kebijakan insentif untuk kendaraan listrik demi terlaksananya percepatan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Saat ini, pemerintah sedang merancang kebijakan mekanisme insentif untuk masyarakat yang membeli kendaraan listrik, dengan total nilai insentif Rp5 triliun.
Melalui Kementerian Perindustrian, insentif ini akan disalurkan kepada masyarakat melalui empat skema. Untuk masyarakat yang membeli mobil listrik, insentif yang diberikan Rp80 juta, mobil listrik berbasis hybrid, besaran insentifnya Rp40 juta, kendaraan roda dua, Rp8 juta, dan motor konversi sebesar Rp5 juta.
“Indonesia sudah mempunyai komitmen untuk mengurangi emisi karbon, sesuai Undang Undang No 16 Tahun 2016, yakni pengurangan emisi sebesar 32 persen dan termasuk di dalamnya sektor transportasi. Mengingat mayoritas dari masyarakat Indonesia belum tertarik dengan kendaraan listrik yang pada dasarnya lebih ramah lingkungan, maka dibutuhkan insentif dari pemerintah. Sementara, harga mobil listrik sekarang 30 persen lebih mahal dari mobil konvensional. Syukur-syukur ke depannya listrik yang digunakan juga bersumber dari energi terbarukan,” ujar Roro Esti.
Selain itu, Roro Esti juga menjelaskan penggunaan mobil listrik bisa menghemat biaya empat kali lebih dibandingkan mobil konvensional berbahan bakar BBM.
Ia menyatakan bahwa besaran biaya untuk menggunakan kendaraan listrik ini memang besar di awal, namun dalam jangka panjang, kendaraan listrik ini akan jauh lebih ekonomis.
“Dari segi konsumsi BBM, penggunaan kendaraan listrik dapat berpotensi mengurangi impor BBM hingga 30 juta barel per tahun, di mana hal ini sangat baik dalam mengurangi ketergantungan kita terhadap energi fosil dan pengurangan emisi,” pungkas Roro Esti.
Laporan: Muhammad Hafidh