KedaiPena.Com – Benny Wenda baru lama Terlelap dan masih terjebak dalam dunia mimpi serta ilusi yang diciptakannya dalam kenikmatan lobby-lobby-nya di Eropa.
Demikian dikatakan Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah ketika dimintai keterangan mengenai deklarasi Negara Papua Barat oleh Benny Wenda di Inggris.
Ketua Bidang Luar Negeri DPP PDI Perjuangan, ini juga menyesalkan pemerintah Inggris yang seolaj memberi ruang bagi Wenda untuk mendiskreditkan pemerintah Indonesia yang berdaulat atas Papua.
“Seharusnya Wenda bisa bangun dari mimpinya dan melihat Papua saat ini lebih seksama. Sebagai bagian dari Republik Indonesia, pemerintahan Joko Widodo menaruh perhatian yang luar biasa terhadap pembangunan Papua,” kata Basarah, Jumat, (4/12/2020).
Selain beberapa kali hadir secara personal di Papua, kata Basarah, Jokowi memberi porsi lebih bagi pembangunan di Papua, mulai dari pembangunan SDM, Infrastruktur, Beasiswa, hingga menghilangkan disparitas harga BBM dan lain-lain.
“Tidak hanya itu, Presiden Jokowi juga mempercayakan jabatan staf khusus kepada 2 putra Papua, yakni Lenis Kogoya dan Billy Mbrasar. Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, meski bukan asli suku Papua, juga merupakan putra daerah Papua, yang lahir dan besra disana,” ungkap Basarah.
Ketua DPP PDI Perjuangan itu selanjutnya menyatakan, bahwa berdasarkan fakta sejarah, negara Papua tidak pernah ada.
“Papua, sebelum Belanda melakukan kolonisasi adalah daerah yang terdiri dari banyak suku yang saling berperang dalam memperebutkan wilayah dan sumber daya. Papua sendiri, bersama wilayah Indonesia lainnya adalah bekas jajahan Belanda,” papar Basarah.
Oleh karenanya, lanjut dia, berdasarkan prinsip Uti Possidentis Juris, setelah Indonesai merdeka, maka Indonesia mewarisi bekas jajahan Belanda, termasuk Papua.
“Hal ini juga diperkokoh dengan hasil Penentuan Pendapat Rakyat (1969), dimana rakyat Papua telah memilih untuk tetap bergabung dengan NKRI,” pungkas Basarah.
Laporan: Muhammad Hafidh