KedaiPena.Com – DPR RI mendorong agar perusahaan dan pemerintah lebih memperhatikan kondisi petani sawit. Perusahaan juga diminta untuk membuka ruang agar petani diberi kesempatan melakukan ekonomi produksi selama masa tunggu panen sawit.
Demikian disampaikanWakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi memimpin Panja Pengembangan Sawit Rakyat mengunjungi perkebunan sawit di Kabupaten Siak, Riau, Kamis, (11/11/2021).
“Mendorong perusahaan agar membuat ruang, membuka ruang agar petani selama nunggu proses sawitnya berbuah, itu rentangnya panjang 1-5 tahun, itu mereka bisa melakukan ekonomi produksi menggunakan area tanah perkebunan,” papar Dedi.
Dedi menjelaskan, hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian Kementerian Pertanian, tidak menjadi problem jika area sawit ditanami jagung, umbi, dan tanaman lain selama recommended dari Badan Litbang, sehingga petani tidak harus menunggu hasil panen sawit.
Pasalnya, kata dia, rentan waktu tunggu bisa berlangsung tahunan dan itu menjadi waktu kosong tanpa pemasukan bagi petani sawit.
Selain itu ada persoalan lain yang diadukan petani terkait dengan harga pupuk yang masih belum terjangkau oleh petani. Antara harga pupuk dengan harga buah sawit tidak sepadan. Sehingga politisi Partai Golkar itu mendorong agar pemerintah segera mencarikan solusi terkait masalah pupuk yang tak kunjung usai.
“Harus didorong juga terutama Pupuk Indonesia, segera juga agar harga pupuknya jangan terlalu tinggi, agar petani memiliki kecukupan pembiayaan untuk melakukan pemeliharaan dan untuk meningkatkan produksi. Kalau harga sawitnya Rp3000 (per kilogram), masih gagal beli pupuk hari ini. Kalau harga sawitnya Rp2000, Rp2500 apa lagi Rp1000 ya lewat lah itu, enggak bisa. Sehingga sawitnya itu enggak diurus. Kalau eggak diurus, enggak berbuah,” ungkap legislator dapil Jawa Barat VII tersebut.
Laporan: Muhammad Hafidh