DALAM debat kedua Pilkada DKI Jakarta, semakin memperlihatkan keunggulan masing-masing pasangan calon. Keunggulan komparatif antar pasangan calon sangat terlihat dalam debat kedua ini saat menyampaikan gagasan pembenahan birokrasi Jakarta dengan cara pandangnya masing-masing. Keunggulan kompetitif juga terlihat ketika pasangan calon memberikan koreksi dan kritik terhadap persoalan yang dihadapi warga Jakarta.
Dibanding debat pertama, jawaban pasangan calon terhadap pertanyaan yang diajukan juga lebih memenuhi unsur rencana pembangunan jangka panjang daerah yang menjadi dasar penyusunan dokumen visi, misi dan program pasangan calon yaitu mendasarkan pada kondisi yang terjadi, perencanaan pembangunan dan durasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.
Masing-masing pasangan calon menyampaikan visi, misi dan program terhadap kemajuan Jakarta. Perbedaan terjadi pada bobot materi yang diungkapkan dan tekanan pembicaraan yang disampaikan. Dalam setiap segmen, masing-masing pasangan calon memberikan bobot yang berbeda, ada yang menekankan pada visi, ada yang menitikberatkan pada misi dan ada yang mengunggulkan rencana program.
Dalam menyajikan data-data, terjadi perbandingan yang cukup kentara antara data keseluruhan dengan temuan konkret lapangan. Penyajian data global dihadapkan langsung pada praktik yang terjadi dilapangan. Progres kemajuan daerah Jakarta dikoreksi langsung dengan fakta lapangan.
Dengan demikian, topik reformasi birokrasi dan pelayanan publik dapat debat ini dapat ditangkap secara baik oleh masyarakat Jakarta. Selain dapat membedakan masing-masing program pasangan calon sebagai pertimbangan memilih, masyarakat Jakarta juga dapat membedakan karakter masing-masing calon. Perbedaan karakter dalam debat memberikan tambahan pertimbangan warga Jakarta untuk menentukan pilihan dan menilai pola kepemimpinan Jakarta kedepan.
Oleh Masykurudin Hafidz, Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR)