Artikel ini ditulis oleh M.Idris Hady, Sekjen ADA API.
Debat terakhir Capres 2024, Minggu (4/2/2024), hampir semua sesi lebih kepada diskusi sambil ngopi bareng.
Ekspektasi rakyat dari semua kalangan, bahwa dalam Debat Capres itu akan sarat ide dan gagasan yang berbeda dari sudut pandang masing-masing Capres dalam merumuskan Indonesia kedepan, tentu gigit jari, karena hanya mendengar obrolan ringan yang dipublikasi diantara ketiga Capres melalui media televisi.
Atau memang ada pesan politik terselubung, bahwa dalam Debat Capres terakhir, tidak untuk menciptakan dan menambah ketegangan suhu politik yang cukup memanas di masing-masing pendukung Capres/Cawapres.
Bahkan dalam sesi tanya jawabpun hanya sekedar mengkritisi ungkapan yang salah dan sangat tidak fundanental alias biasa-biasa saja.
Dari keseluruhan sesi dalam Debat Capres, intinya hanya saling melengkapi atas kekurangan yang ringan-ringan saja dalam paparan dari masing-masing Capres.
Namun tidak berarti nihil poin.
Karena tiktok Capres nomor 1 dengan Capres nomor 3, mengkritisi atau mengingatkan pemerintah tentang kebijakan Bansos, untuk tidak disalahgunakan fungsi dan tujuannya, karena sumber Bansos itu dari Pajak Rakyat untuk Rakyat.
Permasalahan UKT (Uang Kuliah Tunggal), di Perguruan Tinggi hanya disinggung sepintas kilas.
Ternyata Debat Capres terakhir hanya diskusi kecil sambil ngopi bareng yang dipublikasi melalui media elektronik saja.
Wallohu’alam Bisshowab.
[***]