KedaiPena.Com – Pengamat komunikasi politik Nyarwi Ahmad angkat bicara soal kemungkinan munculnya poros ketiga pada jelang pemilihan presiden (pilpres) yang akan berlangsung tahun depan.
Nyarwi Ahmad mengatakan jika melihat dinamika antar parpol di kedua blok tersebut, maka peluang terbentuknya poros ketiga sangat terbuka.
“Parpol koalisi baik di kalangan kubu Prabowo maupun Jokowi banyak yang belum sepakat soal ke mana, ke siapa tiket cawapres akan diberikan,†ujar dia saat berbincang dengan KedaiPena.Com, ditulis Selasa (7/8/2018).
Ia mencontohkan, seperti PKS yang berada di kubu Prabowo masih sangat keras menginginkan agar dua kandidat yang direkomendasikan Ijtima Ulama yakni Habib Salim Asegaf dan Ustad Abdul Somad dapat serius dipertimbangkan.
“Sementara dari pernyataan-pernyataan Prabowo ketika bertemu dengan SBY (minggu lalu) mengindikasikan ketertarikannya untuk memilih AHY sebagai cawapres,†beber Nyarwi.
Dengan melihat perkembangan di atas, Nyarwi menilai, koalisi Prabowo berpeluang ‘deadlock’. Dan jika hal itu terus berlangsung tanpa adanya konsesi atau kesepakatan politik yang diterima PKS, maka bukan tidak mungkin PKS keluar dari barisan Prabowo.
“Sedangkan dari kubu Jokowi, nama-nama seperti yang direkomendasikan oleh PKB, dalam hal ini Cak Imin jika tidak mendapatkan tiket cawapres Jokowi, bukan tidak mungkin juga PKB keluar barisan dari Jokowi,†imbuh dia.
Dalam waktu yang bersamaan, Nyarwi Ahmad melanjutkan, hasil rakernas PAN dengan narasi politik yang dibangun Amien Rais makin dominan. Maka bukan tidak mungkin PKS, PKB dan PAN mulai menbangun koalisi dan melahirkan poros ketiga dan mencalonkan pasangan capres-cawapres, baik dari kalangan elit-elit mereka maupun mengambil tokoh yang memiliki kedekatan dengan mereka. Selain itu, tentu yang punya daya jual elektabilitas.
Dengan kesimpulan tersebut, ujar Direktur Presidential Studies DECODE UGM ini, ada tidaknya poros ketiga sangat ditentukan oleh kemampuan Prabowo dari Gerindra dan Jokowi dari PDIP dalam memilih sosok cawapres yang diterima parpol-parpol pendukung koalisinya.
“Tak hanya itu, peluang poros ketiga ini sangat ditentukan oleh dinamika Islamic populist movement yang berlangsung di kubu Prabowo dan juga kecanggihan kubu Jokowi dalam memilih sosok cawapres yang mampu merespon gelombang Islamic populism tersebut,†pungkas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh