KedaiPena.Com – Calon Bupati Tapteng nomor urut 4, Buyung Sitompul mendatangi lokasi pengerjaan proyek jalan lintas Sumatera Utara (Jalinsum), tepatnya di seputaran Kecamatan Pandan, Senin (14/11).
Buyung terdengar menyindir inkonsistensi pihak rekanan, PT. Pembangunan Perumahan (PP) Tbk terkait sering molornya pengerjaan. Tahapan pekerjaan diperkirakan masih kurang dari 15 persen dari target, sementara sesuai target, waktu pengerjaan jalan itu tinggal 50 persen lagi.
“Ada apa pekerjaan ini seperti tidak serius saja. Kadang tiga hari kerja, tiga minggu tidak bekerja. Bagaimana cara kerjanya begini, kapan pula siap begini. Kasihan dong masyarakat tidak mencicipi pembangunan dari pusat ini secara langsung,” cecar Buyung kepada seorang pekerja yang mengenakan helm putih.
Buyung mengungkapkan banyaknya keluhan masyarakat yang ia terima atas keterlambatan proses pengerjaan jalan nasional tersebut. PT PP pun ia minta tak main-main dalam mengerjakan proyek tersebut.
“Keluhan masyarakat yang membuat saya turun langsung ke lapangan, apalagi ini tugas saya sebagai Kepala BP2JN wilayah II Sumut. Dan saya berinisiatif, sebelum saya pensiun dan digantikan pejabat yang baru, saya harus mendesak pengerjaan ini. Jangan karena kerja mereka yang lambat begini, masyarakat Tapteng yang menderita, khususnya saya sebagai putra daerah. Jadi saya ingatkan, jangan main-main kepada PT. PP, ini hak masyarakat Tapteng,” katanya.
Sementara itu, Buyung menyerukan masyarakat Tapteng untuk sama – sama melakukan desakan percepatan pengerjaan jalan nasional tersebut. Jika November 2017 tahun depan tidak kunjung selesai, ungkap Buyung, maka anggaran pengerjaan tersebut akan ditarik kembali oleh pemerintah pusat.
“Dana pembangunan jalan ini berasal dari Bank Dunia. Jadi, untuk pengerjaannya tidak main-main loh. Kalau tidak tepat waktu saja, uang ditarik kembali ke pusat, dan akan sulit mendatangkannya kembali, bahkan bisa dikatakan mustahil. Makanya, kesempatan ini tidak boleh disia-siakan lagi, dan secara pribadi, selaku putra daerah Tapteng, saya tidak setuju jika Rp1.000 pun ditarik kembali, karena ini sudah menjadi penantian kita selama ini. Coba bayangkan, berapa puluh tahun lagi kita masyarakat Tapteng merasakan kerusakan jalan ini. Untuk itu, ayo sama-sama mendesak pekerjaan jalan nasional ini diselesaikan,” ajaknya.
Terkait alasan PT PP yang menyebut bahwa dana menjadi kendala, Buyung menegaskan itu bukanlah alasan. 30 persen dari pagu anggaran pengerjaan jalan itu, ungkapnya sudah dikucurkan.
“Saya sudah kasih saran, agar pekerjaan bisa lebih cepat lagi, harus ditambah tenaga dan peralatannya. Sebab, jika masih begini cara kerjanya, bagaimana bisa memburu waktu yang tinggal 50 persen, sementara pekerjaannya masih 15 persen, ini sangat mustahil dimakan logika. Jadi, untuk memburu waktu yang 1 tahun lagi, harus lebih fokus,” imbuhnya.
Laporan: Dom