DI dalam pers Belanda ada istilah ‘’kabinetskwestie’’. Yang mengandung maksud mempertanyakan apakah kabinet yang sedang berkuasa masih mendapat kepercayaan rakyat?
Apakah kabinet Jokowi merupakan kabinetskwestie? Masih mengantongi kepercayaan rakyat?
Banyak kalangan mengatakan keberadaan Rini Sumarno dan Sri Mulyani menggerus kepercayaan masyarakat kepada Presiden Jokowi.
Sehingga masyarakat bertanya-tanya bagaimana wajah pemerintahan Jokowi dua tahun ke depan? How about the cabinet?
Kelesuan ekonomi sulit bangkit kalau cuma fokus pada pengetatan anggaran dan bayar utang. Faktanya laju pertumbuhan ekonomi sangat rendah yaitu lima persen.
Sri Mulyani sebagai Menkeu harus menjawab pertanyaan: kapan kelesuan ekonomi berakhir? Prestasi Presiden Jokowi di bidang infrastruktur luar biasa, tetapi dengan kebijakan pengetatan anggaran (austerity) dan makro ekonomi yang sangat konservatif serta prioritas utama adalah bayar utang maka akan sangat sulit bangkit dalam waktu dua tahun ini.
Dalam pandangan tokoh nasional yang juga ekonom senior DR Rizal Ramli tidak mudah bagi Presiden Jokowi untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi dengan kebijakan ekonomi seperti sekarang. Padahal walaupun banyak blowback (tekanan balik), tapi konsolidasi politik nyaris selesai. Namun stagnasi ekonomi masih akan berlanjut.
Ibaratnya kabinet saat ini like a soccer team. Darmin, sang Menko Ekonomi, yang dipercaya jadi kiper bukan cuma kualahan tapi juga tidak punya inisiatif untuk mengatasi keadaan. Paket kebijakan ekonomi yang dia bikin berjilid-jilid bagaikan Koo Ping Ho, benar-benar tidak nendang.
Tax amnesty ternyata tidak sehebat gembar-gembornya. Pendapatan pajak di luar tax amnesty malah merosot. Sedangkan Sri Mulyani, seperti halnya Darmin, rupa-rupanya text book thinker, penghafal mazhab neolib, yang rumusnya antara lain ngutang & potong anggaran.
Kalau dulu Harmoko apa-apa serba ‘’atas petunjuk bapak presiden’’, Darmin & Sri selama ini‘’atas petunjuk World Bank & IMF’’. Sedangkan Rini Sumarno dimana-mana jadi omongan lantaran prestasinya kosong belaka, BUMN banyak yang merugi, Rini dikenal dengan stigma sebagai tukang jual aset, sementara dua tahun mangkir dari panggilan DPR.
Mengutip istilah Sukarno, Presiden Jokowi harus cepat banting stir, sebab boleh jadi dua tahun ke depan merupakan tahun vivere peri coloso, tahunnya menyerempet-nyerempet bahaya kalau tim ekonomi di kabinet tidak secepatnya diperbaiki, pemerintahan Jokowi bakal kandas dan selesai sudah di 2019 sebab kabinetnya (tim ekonominya) tidak mendapat kepercayaan rakyat.
Jadi, wacana reshuffle kabinet harus menyentuh esensi yakni pertarungan ideologis antara kepentingan neolib yang selama ini direpresentasikan oleh Darmin, Rini Sumarno, dan Sri dengan kepentingan keberpihakan kepada rakyat.
Oleh Arief Gunawan, Jurnalis Senior