KedaiPena.Com – Para pengrajin tahu tempe diminta untuk dapat melakukan improvisasi atau memanipulasi besaran ukuran tempe imbas dari kenaikan harga kedelai saat ini.
Hal itu disampaikan oleh Anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo yang angkat suara merespons rencana pengrajin tahu tempe yang akan mogok massal lantaran kenaikan harga kedelai saat ini.
“Saya sarankan dimanipulasi saja kalau dulu besaran tempe 50 gram diturunkan menjadi 35 atau 30 gram atau 40 gram itu bisa jadi pertimbangan agar psikologis mereka terjamin,” imbuh dia, Senin,(21/2/2022).
Politikus Partai Golkar itu pun meminta kepada pengrajin tahu tempe agar tidak mogok massal, karena hal itu bukanlah jalan keluar untuk mengantisipasi kenaikan kedelai itu.
“Saya sampaikan bahwa pengrajin tahu tempe mogok itu bukan salah satu jalan keluar. Karena persoalan harga kedelai yang mengalami kenaikan fluktuatif yang cukup tinggi itukan ada beberapa penyebab,” katanya.
Firman menjabarkan, efek kenaikan kedelai, karena Amerika Serikat (AS) ditimpa musibah cuaca tidak menentu. Akibat cuaca tidak menentu itu juga biaya-biaya produksi juga setelah pandemi sudah slow down ini juga mulai meningkat semuanya.
“Jalan mogok bukan jalan keluar, yang ada sekarang Pemerintah kita desak untuk bagaimana mengatasi jangka pendeknya,” ujarnya.
Menurut politikus partai berlambang pohon beringin ini, selama kedelai mengalami fluktuatif harga karena di negara central mengalami problem pasti hilirnya mengalami hal yang sama.
“Karena sekarang ini, kalau terjadi gejolak jalan pintas pasti impor ini tidak menyelesaikan masalah, karena masalah kedelai naik bukan hanya sekali atau dua kali ini saja hampir setiap tahun terjadi,” tegasnya.
Firman menilai, kenaikan harga kedelai dengan rencana aksi mogok oleh pengrajin tahu tempe bisa dimanfaatkan oleh para importir untuk mencari keuntungan sehingga bisa menimbulkan gejolak harga.
“Oleh karena itu saya menyarankan agar tidak usah demo dan mengurungkan niatnya, malah saya khawatirkan ada kelompok-kelompok importir memanfaatkan ini supaya harga apapun impor saja. Karena ini akan terjadi gejolak harga,” tandas Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR ini.
Laporan: Muhammad Hafidh