KedaiPena.Com – Kenaikan anggaran bantuan sosial (bansos) yang bersumber dari APBN naik drastis di 2019. Hal itu memunculkan spekulasi dana tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan politis.
Demikian disampaikan pemerhati ekonomi politik Salamuddin Daeng saat diskusi dengan tema “Penyalahgunaan Anggaran Dalam Kampanye”, yang digelar Restoran Ayam Goreng Nyonya Suharti, Jalan Tendean, Jakarta Selatan, Sabtu (23/3/2019).
“Di APBN 2019, dana bansos meningkat sangat signifikan,” ujar dia.
“Peningkatannya hampir mencapai hampir Rp100 triliun, tanpa ada landasan yang cukup kuat,” kata dia lagi.
Wajar jika kemudian muncul dugaan adanya permainan anggaran negara untuk memenangkan salah satu calon presiden demi memenuhi syahwat kekuasaannya.
Salamuddin pun memaparkan adanya dugaan permainan dana APBN untuk bansos itu, bukanlah satu-satu hal yang dapat menimbukan hal yang negatif, ada hal lainnya yang tidak kalah penting.
Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa pemilu saat ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Kisruh dapat pemilih tetap (DPT), sangat mungkin juga terkait dengan penggunaan dana bansos
“Saya tidak menuduh, hanya mencurigai kenapa pemerintah memperbaiki DPT? Kenapa DPT bisa ada yang ganda? Bisa saja kan sumber datanya dari penerima bansos,” duga Salamuddin.
Ia meminta kepada publik beramai-ramai untuk memelototi dan mengkritisi, jika ada kejanggalan kenaikan bantuan bansos menjelang Pemilihan Presiden 2019. Hal itu agar pemilu berlangsung dengan jurdil atau jujur dan adil.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal meningkatkan anggaran berbagai program bantuan sosial (bansos) sekitar 31,9 persen dari Rp287 triliun tahun ini menjadi Rp381 triliun pada tahun depan.
Jokowo menjelaskan peningkatan anggaran bansos dilakukan guna mengejar target penurunan angka kemiskinan dari 9,82 persen pada Maret 2018 menjadi ke kisaran 8,5 persen-9,5 persen pada tahun depan.