KedaiPena.Com- Pemerintah harus segera mengantisipasi peningkatan harga komoditas dan bahan pangan pokok dampak dari perang Rusia dengan Ukraina saat ini. Terlebih sebentar lagi Indonesia akan memasuki bulan ramdahan.
Demikian disampaikan Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Anetta Komarudin merespons dampak dari perang Rusia dengan Ukraina yang sudah berkepanjangan.
“Dalam jangka pendek, kita perlu antisipasi semakin meningkatnya harga komoditas dan bahan pangan pokok. Karena Rusia dan Ukraina adalah salah satu mitra dagang kita dengan volume perdagangan substansial pada produk-produk kebutuhan utama masyarakat, seperti gandum,” kata Putkom kepada KedaiPena.Com, Kamis,(24/3/2022).
Putkom menerangkan, terjadinya kelangkaan akibat terhambatnya rantai pasok maupun akibat sanksi ekonomi, dapat mempengaruhi stok komoditas dalam negeri dan meningkatnya harga bahan pangan utama, seperti roti, mie, tepung terigu.
“Belum lagi, dengan meningkatnya permintaan menjelang dan selama bulan Ramadhan, inflasi dan harga bahan pangan berpotensi semakin tinggi.
“Akibatnya, dalam jangka panjang, kita juga perlu antisipasi pelemahan proses pemulihan ekonomi,” beber Putkom.
Akibat perang ini, kata Putkom, IMF turut mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Kemudian, volatilitas dan ketidakpastian yang diciptakan pun dapat mempengaruhi pasar dan laju investasi ke dalam negeri.
“Sehingga, DPR bersama pemerintah dan BI perlu terus pantau dinamika global ini dan kondisi keuangan nasional,” tegas Putkom.
Diketahui, invasi yang dilakukan Rusia kepada Ukraina saat ini sudah berlangsung selama satu bulan lamanya. Baru-baru ini Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan demo di seluruh dunia untuk mendukung negaranya, mengingat Kyiv terus dibombardir Rusia mengingat satu bulan terakhir, Kamis(24/3/2022).
“Ini menghancurkan hati saya, menghancurkan hati seluruh warga Ukraina dan seluruh orang yang bebas di planet. Itu alasan saya meminta Anda berdiri menolak perang mulai 24 Maret, tepat satu bulan invasi Rusia dimulai,” kata Zelensky dalam pidato yang dirilis di Facebook, Rabu (23/3/2022).
Laporan:Muhammad Hafidh