KedaiPena.Com – Pabrik komponen utama lithium baterai dari bahan dasar nikel resmi dibangun di kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah pada Jumat (11/01/2019).
Peresmian tersebut dilakukan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartato beberapa waktu lalu.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Koodinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pabrik baterai lithium yang akan digunakan untuk kendaraan listrik siap dibangun mulai awal tahun 2019. Dengan begitu, Indonesia disebut bakal bisa menjadi pemain utama kendaraan listrik.
Kutani, Senior Research Fellow The Institute of Energy Economics, Japan (IEEJ) berdasarkan penelitiannya tentang dampak kendaraan listrik terhadap 3Es di Indonesia.
“Dapat disimpulkan, bila pengembangan baterai untuk kendaraan listrik lebih cepat dibanding kesiapan kendaraan listriknya itu sendiri akan mengakibatkan hal negatif. Tidak baik. Sebab error (ketidaksesuaian baterai terhadap kendaraan listrik) akan sangat besar,” ucapnya.
“Jadi baiknya, pengembangan energi dalam hal ini baterai untuk kendaraan listrik diimbangi juga dengan pengembangan kendaraannya. Harus berbarengan pengembangannya,” lanjut Kutani.
Ia juga tak menampik bahwa menyiapkan pabrik baterai sejak dini tidak salah, bahkan sangat baik. Sebab pada tahun 2030 persaingan di industri tersebut akan ketat. Namun jangan lupa untuk mengembangkan kendaraannya juga.
“Kendaraan listrik untuk mobil kecil diperkirakan akan booming di tahun 2030, sedangkan truk di atasnya. Artinya, pada tahun tersebut pengembangan baterai merupakan persaingan yang ketat sekali,” kata Kutani.
Sementara, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Mohamad Hekal merespon positif hal tersebut. Meskipun Hekal tetap meninggalkan catatan atas dibangunya pabrik tersebut.
“Kalau memang ada rencana hilirisasi ya bagus, tapi tolong pakai karyawan Indonesia,” ujar Hekal saat dihubungi oleh KedaiPena.Com, ditulis Sabtu (2/2/2019).
Hekal melanjutkan pembangunan proyek industrialisasi harus benar-benar jelas untuk membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
“Kita perlunya industrialisasi itu buat buka lapangan pekerjaan buat warga indonesia, bukan buat warga asing,” papar Hekal.
Laporan: Muhammad Hafidh