KedaiPena.Com – Reshuffle Kabinet Kerja jilid II lalu ternyata menyisakan segudang persoalan. Bagi analis politik Wahyu Agung Permana, reshuffle justru menciptakan eskalasi politik negatif ke depan.
“Dan ini akan menjadi hambatan pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan di kisaran 5,2 persen,” kata dia kepada KedaiPena.Com ditulis Kamis (11/8).‎
‎
Lanjut dia, reshuffle jilid II murni berlandaskan perhitungan politik. Bagi manajemen dan tata kelola negara, memang sah-sah saja alasan tersebut.
Terlebih pengangkatan dan pergantian menteri adalah hak prerogatif presiden. Namun, jika berpegang pada prinsip “the right man on the right place” Â figur yang muncul ternyata tidak lebih baik.
“Hal itu berdasarkan pertimbangan pengalaman, integritas, akademis maupun sinergi kerjasama tim yang dibutuhkan mengatasi masalah bangsa,” sambung dia tanpa mau menyebut nama.Â
“Terlebih jika melihat permasalahan yang kemudian muncul pasca reshuffle Kabinet Kerja jilid II ini, tidak bisa sambil belajar atau sekedar coba-coba kebijakan,” tutup Wahyu.Â
(Prw)‎