KedaiPena.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendiskusikan potensi serta tantangan pengembangan ekonomi digital di Indonesia bersama pimpinan Nikkei Inc., Hidenaka Kato dan Daisuke Arakawa dalam rangkaian acara Nikkei Forum 29th Future Asia.
“Saya melihat bahwa cyber security akan selalu menjadi masalah dalam ekonomi digital,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/5/2024).
Ia menuturkan bahwa ketersediaan infrastruktur digital untuk meningkatkan ketersediaan jaringan internet juga menjadi salah satu tantangan dalam pengembangan ekonomi digital.
Menurut Airlangga, dengan karakteristik sebagai negara kepulauan, Indonesia tidak dapat hanya mengandalkan fibre optic sebagai solusi penyediaan jaringan internet di seluruh wilayah Tanah Air.
Airlangga menyatakan bahwa nilai ekonomi digital Indonesia saat ini mencapai 90 miliar Dollar Amerika dan pada 2025 diharapkan berkisar 130 miliar Dollar Amerika.
“Indonesia merupakan rumah bagi 10 unicorn dan 2 decacorn,” katanya.
Ia pun mengatakan bahwa pemerintah Indonesia berupaya untuk menjadikan ekonomi digital sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi nasional di masa mendatang dengan mengundang perusahaan-perusahaan teknologi dunia untuk berinvestasi di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, kedua pihak juga berdiskusi mengenai hilirisasi, market share pasar otomotif Indonesia, rencana kedatangan Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann ke Jakarta, serta signifikansi keanggotaan OECD bagi Indonesia.
“Selain agar mampu keluar dari middle income trap, bergabung dengan OECD akan membuat Indonesia memiliki reformasi ekonomi tahap kedua melalui kalibrasi dengan praktik terbaik dari negara lainnya,” ucap Airlangga.
Airlangga berharap hal tersebut dapat mendorong semakin banyak investasi yang masuk ke Indonesia.
Selanjutnya, ia menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2024 tercatat sebesar 5,11 persen yoy dengan tingkat inflasi pada April 2024 tetap terjaga, yakni sebesar 3,00 persen yoy.
“Indonesia termasuk lima besar terbaik negara G20 dengan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen dan juga masuk dalam lima besar negara dengan inflasi terendah, sehingga kami cukup percaya diri dengan kemampuan untuk menjaga kondisi ini,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa