KedaiPena.com – Dalam dialog yang digelar oleh Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK), dinyatakan masyarakat madani (civil society) memandang Prabowo Subianto adalah solusi bagi Indonesia, sementara Jokowi masih jadi masalah bagi bangsa, dan Jokowi tak akan punya kuasa, wibawa dan pengaruh lagi.
Tokoh Malari 9174/legenda gerakan mahasiswa Indonesia Hariman Siregar, dan Bursah Zarnubi (mantan Ketua Fraksi Bintang Reformasi di DPR-RI) menyatakan masyarakat tidak mau ada cawe-cawe Jokowi, dan Prabowo dinilai kredibel dan pantas memimpin Indonesia secara firmed ke depan, dan di mata Megawati Soekarnoputri/PDI Perjuangan, Prabowo adalah sahabat mereka sejak lama dimana hubungan kedua belah pihak tampak baik-baik saja.
Dalam forum itu juga berbicara Anggota DPR Partai Gerindra Ir. Sri Meliyana, pengajar senior Universitas Paramadina Herdi Sahrasad, advokat Umar Husen, dosen Fisip UKI Sidratahta Muhtar, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Unkris Ade Reza Hariyadi (PA-GMNI), advokat Krisman (PA- GMNI), Muhamad Nawawi (Ketum DPP Pemuda Mathla’ul Anwar), M. Sabily (Gerakan Pemuda Muslim), Riyan Hidayat (mantan Ketum BEM UIN Jakarta) dan para aktivis muda Kelompok Cipayung Plus
Hariman Siregar (mantan Ketum Dewan Mahasiswa UI) menuturkan, dukungan masyarakat kepada Prabowo makin kuat dan respon positif-konstruktif dari para pemimpin dunia baik AS, China, Jepang, Malaysia, dan seterusnya yang mengundang dia selaku presiden terpilih, menunjukkan Prabowo diperhitungkan dan dihormati.
“Masyarakat diharapkan berani mengawal dan bersikap kritis pada pemerintahan Prabowo agar bekerja dengan benar dan baik untuk rakyat kita,” kata Hariman, Sabtu (6/4/2024) malam.
Forum para aktivis ini semua sepakat menaruh harapan Indonesia lebih baik, adil, dan maju sebab Prabowo jauh lebih cakap/cerdas dan ngerti masalah daripada Jokowi. ‘
“Tentu musti ada checks and balances Trias Politika, rule of law, civil society yang kuat, keadilan sosial,kebebasan dan kesetaraan,sebab dalam demokrasi semua itu sangat penting,” ujar Herdi Sahrasad.
Ketum PGK, Bursah Zarnubi menekankan pentingnya Prabowo focus pada upaya mengatasi kemiskinan lebih 11 juta orang paling miskin, di bawah garis kemiskinan dan mereka yang masih pra-sejahtera.
“Karena dana terbatas, maka tak perlu semua pelajar diberi makan gratis, namun skala prioritas perlu difokuskan pada kaum pelajar paling miskin, dibawah garis kemiskinan yang angkanya lencapai lebih dari 11 juta jiwa,” kata Bursah, yang adalah mantan Ketua HMI Jakarta.
Anggota DPR Gerindra Ir. Sri Meliyana mengatakan agar program pemerintah ke depan bisa tepat mengatasi kemiskinan, maka makan siang atau revolusi putih untuk kaum miskin perlu dukungan rakyat agar benar-benar sampai (deliver) pada kaum miskin yang dituju.
“Sehingga tidak salah sasaran, di sinilah data tentang siapa kaum miskin di Indonesia mutlak diperlukan. Sebab data dari Kemensos, Kemendagri, BPS, BRIN dan lembaga lainnya, masih tumpang tindih, dan berbeda-beda, maka bagi pemerintah, langkah mencari orang miskin yang harus dibantu atau ditolong sangat diperlukan agar tepat sasaran, sehingga kaum miskin itu ditolong dan diberdayakan,” kata Meliyana.
Laporan: Tim Kedai Pena