DAHNIL Anzar, masih ingatkah cerita klasik tentang penumpang yang kentut di angkot? Semua penumpang kebauan dan tidak tahu siapa yang kentut. Ketika sampai di tujuan, sang sopir teriak “Yang kentut belum bayar!” sontak sang penumpang yang kentut teriak “enak aja! gue udah bayar!”
Tentu saja saya tidak akan menuduh Dahnil yang kentit dana Rp2 Miliar, karena belum ada bukti, bahkan putusan hukum yang menyebutkan Dahnil mengentit dana Rp2 Miliar. Awalnya ini bukan urusan saya, tapi ketika Dahnil mulai menyeret nama Jokowi, maka ini menjadi urusan saya, makanya saya ikut menanggapi.
Penumpang yang kentut itu hanya diam ketika dia kentut, dia tidak menuduh orang lain kentut. Begitupun anda Dahni, tidak ada yang menuduh anda kentut, jadi jangan sampai anda menuduh orang lain kentut. Apalagi jika anda menuduh sopir angkot lain yang kentut. Itu aneh, jangan anda sibuk sendiri soal kentut.
Hadapi saja jika benar anda tidak kentut, toh anda baru dipanggil sebagai saksi. Kenapa bersikap seperti orang yang kentut? Polisi sedang mencari siapa yang kentut, anda malah sibuk mencari pembenaran untuk menampik anda yang kentut, bahkan mulai menunjuk orang lain yang kentut. Santai aja kalau gak kentut.
Kalau gak kentut, kenapa resah dan gelisah? kalau gak kentut, kenapa harus membuat pembenaran? kalau gak kentut, kenapa sibuk menuding orang lain kentut? apalagi sampai menuding polisi yang kentut.
Anda pernah mendoakan agar koruptor gak bisa kentut sebulan sampai koruptor itu mengembalikan semua yang telah dicuri. Anda jangan bereaksi seolah-olah bukan anda yang kentut, nanti orang anggap anda gak kentut karena anda memang bersalah. Hadapi saja layaknya laki-laki sejati.
Sekarang ini sopir angkot lagi berteriak, yang belum bayar yang kentut. Jika anda sudah membayar dan gak kentut, gak perlu anda teriak bahwa anda sudah bayar, toh yang lain juga diam saja karena merasa gak kentut. Kok anda malah marah kalau sudah bayar dan gak kentut? Aneh kan?
“Mulut bau kentut dibelakang ngomong miring” adalah penggalan lirik lagu Slank yang berjudul bang bang tut, jangan sampai ditimpakan ke anda. Ketika anda terlalu sibuk ngomong miring soal kentut ini, eh gak taunya mulut anda yang bau kentut. Kan semakin anda bereaksi, semakin kelihatan aneh. Santai saja
Sopir angkot kini sedang mencari siapa yang kentut di antara penumpang. ketika anda ditanya, jawab saja bahwa anda gak kentut, gak perlu anda menjawab dengan menuduh penumpang lain, bahkan sopir angkot lain yang kentut. Toh, anda hanya ditanya, kentut atau tidak, bukan disuruh memeriksa siapa yang kentut.
Jadi Dahnil, jadilah laki-laki sejati. Hadapi hal ini secara jantan. Toh kalau gak kentut, nanti juga ketahuan. Baru jadi saksi saja sudah ketakutan begitu kayak orang kentut, mengaitkan sana-sini untuk mencari pembenaran. Santai saja layaknya laki-laki normal lainnya. Jangan panik seperti itu..
Sekarang saya sedang membayangkan Pak Jokowi menyanyikan lagu bang bang tut bareng Slank. “Bang bang tut akar kulang kaling, Siapa yang kentut ditembak raja maling, Musuh dalam s’limut, sama juga maling, Mulut bau kentut, dibelakang ngomong miring”.
Jangan ada yang marah, saya cuma membayangkan saja ya.
Oleh Teddy Gusnaidi, Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia