KedaiPena.Com – Cuaca ekstrim dengan gelombang laut yang tinggi di perairan Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara beberapa hari terakhir, menyebabkan para nelayan di daerah itu kesulitan mencari ikan. Sebagian besar nelayan terpaksa menambatkan perahunya dan memilih untuk menganggur.
“Sekarang banyak perahu nelayan yang hanya ditambatkan di pantai dan memilih untuk menganggur,” ungkap seorang nelayan Bagan Tancap asal Kelurahan Hajoran, Rudi Bugis (36) kepada KedaiPena.Com, Sabtu (26/8).
Rudi mengaku, dengan tingginya gelombang laut ini sama halnya para nelayan mengalami musim paceklik. Dimana para nelayan tidak berani melaut, pendapatan mereka pun otomatis berkurang dan tidak bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga.
” Biasanya kami dalam sehari kami nelayan ini mampu menghasilkan pendapatan dari 100 ribu hingga 200 ribu rupiah. Namun, karena gelombang besar dan banyak yang takut, para nelayan hanya mampu mendapatkan penghasilan maksimal 50 ribu rupiah dalam sehari,” ucapnya.
Penuturan Rudi, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dirinya dan para nelayan lain terpaksa mencari pekerjaan lain, sampai kondisi alam laut benar-benar stabil. “Ya, kerja apa saja lah asal bisa hidup, ngasih makan anak dan istri,†katanya.
(Har/ Dom)