KedaiPena.Com – Cuaca buruk yang melanda kawasan Pantai Barat Sumatera Utara menyebabkan kurangnya pasokan Ikan Asin Teri Rebus di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah. Akibatnya, harga ikan ‘melambung’ signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Informasi dihimpun, kenaikan itu tercatat rata-rata mencapai 35 persen dari harga sebelumnya. Diantaranya, untuk jenis Ikan Teri Rebus dari Rp35 ribu menjadi Rp55 ribu per kilogram, Ikan Teri Nasi dari Rp60 ribu menjadi Rp80 ribu per kilogram dan Ikan Teri Tawar dari Rp30 ribu per kilogram menjadi Rp50 ribu per kilogram.
Kenaikan harga signifikan itu disebabkan kurangnya pasokan bahan baku ikan teri segar dari hasil tangkapan para nelayan Bagan Pancang setempat.
“Harga ikan teri naik rata-rata Rp20 ribu hingga Rp30 ribu  per kilogram karena minimnya pasokan nelayan akibat cuaca buruk,” kata salah seorang pengolah ikan di Kelurahan Hajoran Induk, Kecamatan Pandan, Ita kepada KedaiPena.Com, Senin (18/7).
Menurut dia, sudah hampir dua minggu ini pasokan Ikan Teri sedang sepi. Selain karena faktor cuaca buruk, lanjut Ita, di Laut saat ini memang sedang tidak musim Ikan Teri sehingga tangkapan dari nelayan pun sedikit.
Terpisah, Pengolah Ikan Teri Rebus Asin di daerah desa Sijago-jago, Kecamatan Badiri, Herman (39) menuturkan hal serupa. Menurut Herman, cuaca buruk dengan gelombang tinggi menyebabkan sekarang ini pihaknya kesulitan mendapatkan bahan baku Ikan Teri Segar untuk di olah menjadi Teri Rebus dari nelayan.
“Harga ikan teri naik rata-rata Rp20.000 per kilogram dari saat normal di daerah kami ini,” kata Herman saat dihubungi KedaiPena.Com melalui selulernya.
Selain dikarenakan pasokan yang sedikit, kondisi cuaca hujan turut menyumbang sedikitnya produksi Ikan.
“Curah hujan tinggi juga menyebabkan sulitnya melakukan penjemuran yang hanya memanfaatkan sinar matahari,” kata dia.
Sementara itu, sejumlah nelayan Bagan Pancang di Kabupaten Tapanuli Tengah mengaku masih enggan melaut. Menurut para nelayan, cuaca buruk yang sendang melanda kawasan perairan di daerah itu menyebabkan gelombang tinggi dan angin kencang.
“Pendapatan melaut sekarang sedikit karena gelombang tinggi dan angin kencang hingga nelayan ada yang tidak melaut,” kata nelayan asal Hajoran, Doli.
(Har/Dom)