KedaiPena.Com – Banyak yang menyangsikan kebenaran Covid-19. Ada yang bilang ‘hoax‘, manipulasi, dan hal itu membuat masyarakat acuh.
‘Founder‘ Rumah Indonesia Sehat Hospital BSD, dr Bambang Susanto menegaskan bahwa virus tersebut itu ada. Sebab, dia pernah terserang virus tersebut.
“Covid-19 itu ‘real‘. Ini turunan flu burung, flu babi. Virus ini unik. Secara genetik, virus Corona memiliki asam amino 2 kaki. Namun Covid-19 ini memiliki 4 kaki,” kata dr Bambang dalam perbincangan ‘Editorial Talk: Covid-19, Dihadapi atau Dihindari’.
Memang, lanjut Founder Rumah Sehat Tangsel ini, dengan asam amino 4 kaki, ada yang bilang ini virus dibuat. Ada juga yang menyatakan, Covid-19 bagian dari ‘biological weapon‘, tapi dia tidak mau berbicara lebih jauh ke arah sana.
“Virus ini kalau normal tidak seganas yang diperkirakan. Makanya ketika mewabah di Wuhan (akhir 2019), kita tenang. Baru awal Maret (2020) kita kewalahan. Bulan Maret kita mengumumkan ‘lockdown‘ Jakarta,” sambungnya.
“Tapi yang jelas virus ini nyata. Kita tidak boleh mengganggap ringan, tapi tidak juga harus takut. Karena virus menyangkut ketahanan fisik,” lanjutnya.
Ia kemudian menceritakan kisahnya terserang Covid-19. Kala itu, bulan Maret 2020, belum ada penerapan protokol kesehatan. Dia praktek tidak pakai APD, masker dan alat pelindung lainnya. Kemudiaan tiba saat, dirinya terserang panas tinggi.
“Usia saya 56 tahun, selama 49 tahun, saya belum pernah dirawat. Ketika 23 Maret saya panas tinggi. Dalam keadaan panas, sel darah putih harusnya naik tapi turun. Minum obat gak sembuh. Ini ciri virus,” jelas ‘owner‘ Medigo Klinik.
Dr Bambang lalu ‘lab check‘ dan ‘ct thorax‘. Hasilnya, ada gambaran ‘pneumonia’. Saat itulah dia terkena Covid-19. Ia kemudian melakukan isolasi 12 hari.
“Dan puji Tuhan sembuh,” tegasnya.
Penyembuhan Covid-19 bukan hal yang mustahil. Tentu dengan minum obat seperti remdesivir and tamiflu dan lain-lain. Jangan lupa minum vitamin, antibiotik karena Covid-19 menyerang paru.
“Virus itu terkait daya tahan tubuh kita baik, sehat, maka virus akan dilawan. Daya tahan tubuh kita memberikan perlawanan. Makanya kita bisa kena tapi kebal, dan dikenal dengan OTG (orang tanpa gejala),” papar alumni FK UKI 1991 ini.
Apalagi, tingkat kematian tidak sampai 1 persen. Terkecuali terhadap orang yang memiliki penyakit bawaan seperti jantung, ginjal, diabetes atau yang lain.
Laporan: Muhammad Lutfi