KedaiPena.Com – Kasus Rafael Alun, disusul banyaknya pejabat Kementrian Keuangan yang kekayaanya mencurigakan serta adanya skandal Rp300 triliun membuat kredibilitas Sri Mulyani anjlok.
Dalam situasi seperti itu tidak ada jalan lain untuk melakukan reformasi total di Kementrian Keuangan dengan melakukan tiga hal penting.
“Pertama Sri Mulyani mundur sebagai bentuk tanggungjawab etik seorang menteri yang gagal membenahi Kementrian Keuangan dan sibuk memiliki 30 jabatan. Sri Mulyani sebaiknya mundur seperti Zainudin Amali,” kata pengamat sosial politik Ubedilah Badrun kepada Kedai Pena, Selasa (14/3/2023).
Zainudin Amali, sambung Ubed, memberi contoh baik. Agar fokus, ia tidak mau rangkap jabatan.
“Nah, Sri Mulyani ini kan selain rangkap 30 jabatan juga gagal lakukan reformasi pegawai di Kemenkeu dan ada skandal Rp300 Triliun. Jadi Sri Mulyani jauh lebih layak mundur dibanding Zaenudin Amali,” lanjut dia.
Kedua, lakukan pemeriksaan terhadap pejabat dan pegawai Kementrian Keuangan yang kekayaanbya mencurigakan. Berikan sanksi hukum sesuai proses petaturan perundang-undangan yang berlaku.
Ketiga, skandal Rp300 triliun harus diungkap dengan seterang-terangnya. Selain itu sanksi hukum secara tegas terhadap pelaku atau aktor di balik skandal ekonomi yang merontokan kredibilitas pemerintahan ini.
“Jika tiga hal penting diatas tidak dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa rezim pemerintahan ini berada dalam masalah besar,” tandas Ubed.
Laporan: Muhammad Rafik