KedaiPena.com – Co-Captain Timnas AMIN, Thomas Lembong menyatakan salah satu implementasi perubahan yang diusung oleh Paslon Nomor Urut 1 Anies-Muhaimin adalah merubah diplomasi pendekatan transaksional atas dasar hitungan untung-rugi ke pendekatan yang berbasis nilai-nilai dan norma-norma.
Tentunya, lanjut Tom, norma dan nilai tersebut telah diperjelas batasannya. Misalnya, nyawa manusia harus kita junjung di atas segala-galanya.
“Jadi kalau ada benturan kepentingan antara nyawa dengan industri yang harus ngalah itu industri jangan nyawa,” kata Tom dalam bedah buku The Rising Star di Rumah Persatuan Diponegoro 10 Jakarta, Senin (29/1/2024).
Ia lalu mencontohkan, dalam kasus polusi, baik air maupun udara, yang merusak kesehatan publik dan mengancam nyawa maka nilai yang dijunjung adalah nyawa manusia di atas segala-galanya.
“Yang kedua, prinsip nilai fairness. Ini fair atau tidak, atau ini adil tidak sih? Jadi kalau misalnya Ukraina diserang oleh Rusia, apakah itu adil? Apakah itu sesuai nilai dan norma kita? Penindasan rakyat Palestina yang luar biasa selama puluhan tahun, yang sampai sebegitunya, apakah itu adil? Apakah itu fair? Itu sesuatu yang di pegang teguh oleh pak Anies, dalam semua formulasi kebijakan,” ujarnya.
Tom juga menyebutkan inti dari kampanye Anies-Muhaimin adalah sila kelima Pancasila, yaitu adil dan makmur untuk semua.
“Jangan untuk hanya kalangan tertentu lapisan tertentu. Nah itu bedanya pendekatan diplomasi internasional kami. Buka hanya transaksional menghitung untung-rugi, berapa investasi yang bisa kita dapat. Kalau seperti itu akhirnya kita zig zag kejar kiri kejar kanan, overtunes, ada yang nawarin uang lebih kita kesana. Kita tidak punya kiblat, tidak punya kompas, dan kompas moral itu harus utama,” tandasnya.
Laporan: Ranny Supusepa