KedaiPena.com – Pernyataan Presiden China, Xi Jinping yang mengharuskan negaranya waspada terhadap infiltrasi asing melalui agama.
Mereka juga memaksa kelompok agama, terutama etnis Uighur di Xinjiang Barat menghentikan penyebaran ideologi. Sebab, hal ini dianggap sebagai upaya mengganggu upaya China melestarikan nilai-nilai komunis di negaranya.
Demikian dikatakan akademisi Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama, Yudha Kurniawan saat diwawancara oleh KedaiPena.com, ditulis Sabtu (30/4).
Yudha menilai, Pernyataan Xi Jinping bukanlah suatu fenomena baru di Negeri Tirai Bambu. Karena sejak kemenangan Partai Komunis China (PKC) di China dan menjadikan posisi Mao Zedong sebagai pemimpin revolusi, mereka menegaskan ingin melestarikan idelogi Komunis di China.
“Dari mulai era Mao, Zhou Enlai, hingga Deng Xiaoping sempat melakukan beberapa hal untuk melestarikan ideologi komunis. Mereka membangun China sebagai negara besar seperti melakukan konsolidasi politik dan pembangunan infrastruktur. Sedangkan untuk penegasan dan menjaga kelestarian idelogi komunis, mereka melakukan revolusi kultural,” ungkapnya.
Partai Komunis China membuat ‘pembatas’ dalam kegiatan beragama di China. Agama diperbolehkan berkembang, setelah diakui secara resmi oleh lembaga keagamaan.
“Partai Komunis China berupaya melestarikan nilai-nilai komunis dengan cara tersebut, untuk menghindari inflitrasi melalu agama. Dan hal itu dilakukan oleh mereka sampai saat ini,” tutupnya.
(Prw/Apit)