KedaiPena.Com – China begitu agresif di Laut China Selatan. Begitupula di Perairan Natuna, bagian Laut China Selatan, wilayah Indonesia yang 30 persen wilayahnya diklaim oleh negara Tirai Bambu itu.
Demikian disampaikan Staf Ahli Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Haposan Napitupulu kepada KedaiPena.Com, ditulis Minggu (24/7).
“Agresif-nya China bisa dilihat dari sejarah. Lihat saja Tibet pada tahun 1956 diserbu. Tau enggak, mula-mula China itu orang-orangnya datang membantu kerja di sana. Setelah itu, Tibet kan penduduknya sedikit, lalu diserbu oleh China,” kata dia.
Kemudian pada tahun 1960-an, India sebagian wilayahnya, sekitar 40 ribu km diklaim oleh China. Terus tahun 1974, saat Vietnam selatan menenderkan 11 blok migas ke internasional, sekitar 4 bulan kemudian, diserbu sama China.
“Didudukilah itu yang namanya Kepulauan Spratly dan Parasel, yang sekarang jadi landasan. Itu sebenarnya punya Vietnam Selatan yang direbut tahun 1974,” imbuh dia.
Meski demikian, Ia yakin China tidak akan berani mengokupasi wilayah Natuna Timur yang diklaim dalam peta ‘traditional fishing’ mereka. Sebab, ada berbagai perusahaan migas yang sudah melakukan ekplorasi dan ekploitasi di Natuna. China, kata Haposan, pasti berfikir ulang karena perusahaan migas itu berasal dari berbagai negara kuat, seperti AS.
(Prw)